Penyakit-Penyakit Lisan bagian 4

Penyakit Kedua: Ucapan yang Berlebihan Yaitu membicarakan sesuatu yang tidak berguna atau melebihkan pembicaraan yang berguna dari kadar yang sepatutnya. Atha’ mengatakan, “Orang-orang sebelum kalian membenci ucapan yang berlebihan. Mereka menganggap berlebihan semua yang selain Al-Quran, sunnah Nabi, perintah, larangan, dan ucapan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok.” Diriwayatkan dari sebagian sahabat Nabi, “Ada lelaki…

Penyakit-Penyakit Lisan bagian 3

Penyakit Pertama: Ucapan yang Tidak Perlu Maksudnya, engkau mengatakan sesuatu yang tidak kau perlukan. Akibatnya, waktumu sia-sia dan engkau mengambil sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik. Seandainya engkau memanfaatkan waktu tersebut untuk merenung, mungkin akan terbuka bagimu sebagian dari percikan rahmat Allah yang besar manfaatnya bagimu. Sekiranya engkau pergunakan waktu tersebut untuk…

Penyakit-Penyakit Lisan bagian 2

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam” Diriwayatkat dari Barra’ bin Azib bahwa seorang badui menemui Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan bertanya, “Tunjukkan kepadaku suatu amal yang bisa membuatku masuk surga.” Rasulullah…

Penyakit-Penyakit Lisan bagian 1

Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan manusia dan menyempurnakan bentuknya, dan menganugerahinya lisan yang bisa digunakan untuk menjelaskan apa yang dikandung hati dan akal. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata; tiada sekutu bagi-Nya. Saya pun bersaksi bahwa junjungan kita, Muhammad, adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan…

Menyembuhkan Cinta Pujian dan Benci Celaan

Kebanyakan manusia binasa karena takut akan celaan manusia dan menginginkan pujian mereka. Karena takut akan celaan manusia dan menginginkan pujian, tindak tanduk mereka tergantung pada kepentingan mereka demi mendapatkan pujian dan menghindari celaan. Hal seperti ini harus disembuhkan. Caranya dengan mencari tahu terlebih dahulu penyebab dari cinta-pujian dan benci-celaan. Penyebab pertama; merasa sempurna setelah dipuji…

Cara Menyembuhkan Cinta Kedudukan

Siapa yang terlena oleh cinta-kedudukan, ia hanya akan mencari perhatian orang lain, pura-pura mencintai mereka, dan memperhatikan orang yang bisa meningkatkan kedudukannya di mata mereka. Inilah bibit kemunafikan dan pangkal kerusakan. Orang seperti ini akan mudah meremehkan ibadah dan melakukan hal-hal yang dilarang. Karena itu, kecintaan pada kedudukan dan harta benda disamakan dengan dua serigala…

Cinta Kedudukan yangTerpuji dan yang Tercela

Anda telah tahu bahwa kedudukan adalah menguasai hati orang lain. Dengan demikian, ia sama seperti kepemilikan terhadap harta benda. la tidak esensial, terputus dari manusia karena kematian. tetapi bisa menjadi bekal bagi manusia di akhirat kelak. Sebagaimana harus mendapatkan suatu kadar tertentu dari harta benda untuk memenuhi kebutuhan pokok yang berupa makanan. minuman, dan pakaian,…

Hakikat Kedudukan Bagian ke-2

Satu-satunya yang benar-benar sempurna hanyalah Allah. Segala hal selain Dia adalah dampak dari kemahakuasaan-Nya. Ini seperti pancaran sinar matahari ke segala penjuru alam, di mana pancaran tidak mengurangi kesempurnaan matahari. melainkan salah satu bentuk kesempurnaannya. Yang bisa menjadi pertanda kekurangannya adalah adanya matahari yang lain yang sepadan dengannya. Alam pun demikian, merupakan pancaran dari cahaya…

Hakikat Kedudukan Bagian ke-1

Kedudukan dan harta merupakan dua pilar dunia. Yang dimaksud dengan harta adalah kepemilikan terhadap benda-benda, sedangkan kedudukan adalah kepemilikan terhadap hati manusia untuk mencapai maksud dan tujuan. Harta benda diperoleh dengan berbagai macam profesi dan usaha, sedangkan kedudukan hati diperoleh melalui pergaulan. Setiap orang yang meyakini bahwa seseorang mempunyai suatu sifat kesempurnaan, niscaya ia akan…

Mencela Kedudukan

Allah Swt. berfirman, Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi (QS Al-Qashash [28]: 83). Lihatlah, pada ayat ini Allah mengumpulkan sifat ketinggian diri dan membuat kerusakan, dan menyatakan bahwa kenikmatan di akhirat hanya bagi orang yang terbebas dari kedua sifat itu. Allah Swt. juga…