Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan manusia dan menyempurnakan bentuknya, dan menganugerahinya lisan yang bisa digunakan untuk menjelaskan apa yang dikandung hati dan akal. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata; tiada sekutu bagi-Nya. Saya pun bersaksi bahwa junjungan kita, Muhammad, adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang membaca takbir dan tahlil kepada Allah.
Sesungguhnya lisan merupakan salah satu bentuk anugerah dan keindahan ciptaan Allah. Ukurannya kecil, tetapi pahala dan dosa yang ditimbulkannya besar. Melalui lisan, kekafiran dan keimanan bisa dibedakan. Dengannya pula seseorang membicarakan semua yang wujud dan yang tidak wujud, sifat-sifat Sang Pencipta, dan sifat-sifat makhluk-Nya. Itulah keunikan lisan. Mata hanya bisa berinteraksi dengan gambar dan warna. Telinga hanya bisa berhubungan dengan suara. Tangan hanya bisa berurusan dengan benda berwujud. Adapun lisan mempunyai medan yang luas.
Manusia sering meremehkan dan tidak membentengi diri dari berbagai penyakit yang mungkin ditimbulkan oleh lisan. Padahal, lisan adalah senjata setan yang paling penting dalam memperdaya manusia. Berikut ini akan saya jelaskan penyakit-penyakit itu secara rinci dan cara untuk menghindarkan diri darinya.
Besarnya Risiko Lisan dan Keutamaan Diam
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Siapa yang diam, ia selamat.” Diriwayatkan dari Anas bahwa Luqman pernah berkata, “Diam itu kebijaksanaan, tetapi sedikit yang melakukannya.”
Uqbah bin ‘Amir mengisahkan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Rasulullah menjawab, “Jaga lisanmu, berdiamlah di rumahmu (untuk beribadah), dan tangisi kesalahanmu.” Sahal bin Sa’ad menuturkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Siapa yang menjaga sesuatu di antara kedua rahangnya (yaitu lisan) dan sesuatu di antara kedua kakinya (yaitu kemaluan), aku menjaminkan surga baginya.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah ditanya mengenai perkara yang paling banyak membuat manusia masuk surga. Beliau menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan budi pekerti yang baik.” Beliau juga ditanya tentang perkara yang paling banyak membuat manusia masuk neraka. Beliau menjawab, “Dua rongga, yaitu mulut dan kemaluan.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bersabda, “Kebanyakan dosa anak Adam berasal dari mulutnya’.’
Rasulullah juga pernah bersabda, “Siapa yang menahan lisannya, Allah tutupi aibnya. Siapa yang bisa menguasai emosinya, Allah lindungi dia dari siksa-Nya. Dan siapayang meminta ampun kepada-Nya, Allah terima permintaan ampunnya”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz