
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya yang beriman agar wafat dalam keadaan beriman dan Islam. Dia (Allah SWT) menjelaskan sifat para nabi dan rasul-Nya serta hamba-hamba-Nya yang saleh bahwa mereka selalu meminta dan memohon agar wafat dalam keadaan yang demikian. Mereka juga saling berwasiat akan hal itu karena keinginan yang besar dan pengagungan mereka akan hal…
Kelompok ketujuh Mereka sibuk menyampaikan nasihat dan peringatan. Yang paling tinggi derajatnya adalah mereka yang berbicara tentang budi pekerti dan sifat-sifat hati, seperti takut kepada Allah, berharap kepada-Nya, bersabar, bersyukur, berserah, zuhud, yakin, ikhlas, tawakal, dan jujur. Mereka mengira bahwa dengan berbicara dan mengajak orang-orang pada akhlak-akhlak tersebut, berarti mereka telah bersifat seperti itu. Padahal…
Orang-orang terdahulu yang shaleh rhm berkata: Kemaksiatan adalah utusan kekafiran, hendaknya setiap orang yang beriman berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuannya menjaga dan mengokohkan imannya, memperkuat dan menetapkan tiang-tiangnya, serta memohon pertolongan dari Allah SWT, bersabar atas semua itu dan beristiqamah hingga kematian mendatanginya. Lalu ketahuilah, iman adalah inti dari segala inti, sesuatu yang paling…
Kelompok keenam Mereka sibuk mempelajari ilmu kalam dan cara berdebat, membantah pendapat orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka, dan meyakini bahwa iman seseorang tidak sah sebelum mempelajari perdebatan mereka dan apa yang mereka namakan dengan dalil-dalil. Mereka pun meyakini bahwa hanya mereka yang lebih tahu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya. Mereka yang termasuk kelompok ini ada…
Jadi orang-orang yang mengakui bersama Allah SWT ada tuhan-tuhan lain, tidak ada bukti atas pengakuannya sedikit pun. Bahkan bukti-bukti yang mereka sampaikan adalah bukti yang batil dan mustahil. Karena itu mereka mengalihkannya pembicaraannya seperti halnya Fir’aun yang terlaknat. Begitu juga Namrudz, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam perdebatannya dengan Nabi Allah Ibrahim as: ألم…
Kelompok kelima Mereka yang merasa cukup dengan mempelajari ilmu-ilmu yang tidak penting dan meninggalkan ilmu-ilmu yang penting. Mereka membatasi diri dengan ilmu yang berkaitan dengan fatwa yang menyangkut pemerintahan, perselisihan, dan transaksi di antara sesama manusia. Mereka pun mengkhususkan istilah ilmu fikih hanya pada ilmu yang mereka geluti tersebut. Karena itu, bisa jadi mereka menyia-nyiakan…