as-Syeikh Abdul Aziz ad-Darini rhm mendendangkan sebuah syair untuk dirinya berkenaan dengan hal diatas: “Kematian orang berilmu dan bertakwa adalah keretakan dalam Islam, kematian hamba yang diridhai adalah kekurangan. Dalam memandangnya terdapat hembusan rahasia kematian raja adil yang bertitah. Dengan kebenaran hukum adalah kekurangan dan kerugian. Kematian ksatria pemberani adalah kehancuran banyak kali terlihat ia membawa kemenangan. Kematian seorang dermawan adalah kegersangan. Sungguh keberadaannya adalah kesuburan dan kenikmatan. Cukup bagimu lima orang yang ditangisi, selain mereka adalah kematian ringan dan rahmat” Diriwayatkan bahwa rombongan dari ‘Iyad mendatangi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam, lalu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bertanya kepada mereka tentang Qis bin Sa’idah.
Mereka menjawab: “Ia telah wafat.” Kemudian beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
رحم الله، كأني أنظر إليه بسوق عكاظ على حمل أحمر، و هو يقول، أيها الناس، اجتمعوا و استمعوا و غوا، فإن من عاش مات، و من مات فات، و كل ما هو آت آت، أما بعد، فإن في السماء الخبر و في الأرض العبر، أبحر تمور و لحوم تغور و سقف مرفوع و مهاد موضوع، أقسم قس بالله قسما، إن الله دينا أرضي من دين أنتم عليه، ما بال الناس يذهبون و لا يرجعون، أرضوا فأقاموا، أم تركوا فناموا، سبيل مؤتلف و عمل مختلف، ثم قال أبياتا لا أحفظها.
Artinya: “Semoga Allah SWT merahmatinya sekan-akan aku melihatnya di Pasar Ukadz di atas unta merah dan ia berkata: Wahai manusia, berkumpullah, dengarkan dan perhatikan! Sesungguhnya orang yang hidup pasti mati, orang yang mati pasti kehilangan dan segala sesuatu yang akan datang pasti datang Amma ba’du sesungguhnya di langit ada suatu berita dan di bumi terdapat pelajaran. Lautan bergelombang, bintang-bintang berkedip, langit ditinggikan dan bumi dihamparkan. Lalu Qis bersumpah dengan nama Allah SWT: Sesungguhnya Allah SWT memiliki agama yang lebih ia ridhai daripada agama yang kalian anut.
Mengapa manusia yang telah mati tak kembali lagi? Apakah mereka rela dengan keadaannya hingga menetap ataukah mereka tertinggal lalu mereka tertidur? Jalan yang sama dan amal yang berbeda. Lalu ia mengucapkan beberapa bait yang aku tidak menghafalnya.” Abubakar ra berkata: Aku menghafalnya wahai Rasulullah. “Beliau bersabda: “Ucapkanlah.”
Kemudian Sayyidina Abubakar ra mengucapkannya: “Mereka yang mati di masa lalu adalah pelajaran untuk kita. Karena aku lihat kematian tanpa ada cara tuk menghindar. Aku lihat kaumku pergi menujunya, mereka yang lemah atau yang kuat. Mereka yang telah lalu tak kembali, mereka yang ada tak akan tersisa. Aku telah yakin aku pun akan menjalani apa yang mereka jalani.” Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
رحم الله قسا، إني لأرجوا أن يبعثه الله أمة واحدة
Artinya: “Semoga Allah merahmati Qis, sungguh aku berharap semoga Allah membangkitkannya sebagai satu umat.”
Kita akan mengakhiri penutupan yang penuh dengan keberkahan ini dengan beberapa hadits yang dijadikan penutup dalam tujuh kitab sunan hadits, yang merupakan akar agama dan Islam, dan pokok syariat serta hukum-hukumnya. Bertujuan mengambil berkah dari hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam dan mengharap penutupan yang baik dari Allah SWT.
Kitab-kitab itu adalah: Kitab al-Muwaththa’ karya al-Imam Malik bin Anas” rhm, Kitab al-Jami’ ash-Shahih karya al-Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari rhm”, kitab al-Jami’ ash-Shahih karya al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj an-Naisaburi rhm, Kitab as-Sunan karya al-Imam Abu Dawud Sulaiman” bin al-Asy’as as-Sujastani rhm, Kitab al-Jami’ karya al Imam Abu Isa Muhammad bin Surah at-Tirmidzi”” rhm, Kitab as-Sunan karya al-Imam Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib an-Nasai” rhm, dan Kitab as-Sunan karya al-Imam Muhammad bin Yazid bin Majjah” rhm.
Segala puji bagi Allah SWT, kitab-kitab besar ini telah terkumpul pada kami. Semua ini adalah karunia dan anugerah Allah SWT. Kami tak dapat menghitung pujian bagi-Nya, sebagaimana Dia memuji Dzatnya sendiri. Hanya saja Kitab Sunan Nasa’i yang ada pada kami dipilih berasal dari Sunan al-Kabir karya beliau.
Penutup Kitab al-Muwaththa’ adalah, diriwayatkan dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im” ra bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
لي خمسة أسماء ، أنا محمد، وأنا أحمد، وأنا الماحي الذي يمحو الله
ي الكفر، وأنا الحاشر الذي يحشر الناس على قدمي وأنا العاقب
Artinya: “Aku memiliki lima nama: Aku Muhammad, Ahmad, al-Mahi (penghapus) yang dijadikan oleh Allah sebagai penghapus kekafiran, al Hasyir (pembangkit) yang kelak manusia dibangkikan di bawah telapak kakiku, dan al-‘Aqib (yang datang kemudian).
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad