Kelompok keenam
Sekelompok yang lain dari kalangan awam, hartawan, dan kaum miskin teperdaya dengan kehadiran mereka dalam majelis zikir dan pengajian. Mereka menyangka kehadiran mereka di sana sudah cukup untuk menyelamatkan mereka. Mereka mengira akan mendapatkan pahala karena telah menyimak pengajian, walaupun tanpa mengamalkannya.
Keutamaan majelis zikir dan pengajian hanyalah jika majelis itu memotivasi jamaahnya untuk berbuat kebajikan. Barangkali mereka mendengar nasihat yang berisi ancaman dan siksa Allah, lalu mereka bertepuk tangan dan mengatakan, “Ya Salam, selamatkan kami,” atau “Aku berlindung kepada Allah,” atau “Subhanallah” jika hanya berucap seperti itu (tanpa mengamalkan substansi nasihat), mereka seperti orang sakit yang menghadiri forum pertemuan para dokter, lalu mendengar pembicaraan di antara para dokter itu. Atau seperti orang lapar di samping orang yang menggambarkan jenis-jenis makanan, lalu orang itu pergi. Semua itu sama sekali tidak ada gunanya untuk menghilangkan sakit dan lapar.
Seandainya engkau bertanya: Semua yang telah engkau sebutkan di atas (tentang keteperdayaan berbagai golongan manusia), semua orang pasti tidak bisa lepas darinya. Ini bisa menyebabkan keputusasaan!
Aku jawab: Jika niat seseorang lemah, ia akan menampakkan keputusasaan. Jika benar cita-cita seseorang, ia akan menemukan berbagai cara dan mencari dengan sungguh-sungguh berbagai jalan yang tersembunyi agar bisa sampai pada tujuan. Jika sudah demikian, ia bisa menurunkan burung yang terbang tinggi di angkasa, mengeluarkan ikan dari palung samudra, mengeluarkan emas dan perak dari bawah pegunungan, membunuh hewan-hewan ganas di alam raya, menundukkan binatang liar dan gajah, memegang ular dan mengambil penawar bisa darinya. Jika cita-citanya adalah akhiratnya, hanya satu yang ia perlukan, yaitu meluruskan hatinya. Hal itu bukan sesuatu yang mustahil jika hanya itu cita-cita dan keinginannya.
Jika benar cita-citamu
engkau akan dapatkan caranya
Hal ini terbukti bisa dicapai oleh orang-orang salaf dan para pengikutnya. Maka, orang yang cita-citanya sudah benar dan niatnya kuat pasti juga sanggup mencapai keselamatan dari segala tipu daya. Bahkan ia tidak perlu merasakan kelelahan melebihi yang dirasakan para pencari dunia.
Seandainya engkau bertanya: Penjelasanmu bisa dipahami dan engkau banyak menyebutkan pintu-pintu masuk tipu daya. Lalu dengan apa seseorang bisa selamat?
Aku jawab: Ketahuilah! Keselamatan bisa diperoleh dengan nalar, ilmu, dan makrifat. Yang kumaksud dengan nalar adalah fitrah-naluriah dan cahaya awal seseorang. Jadi, fondasi kebahagiaan adalah nalar dan kecerdasan.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Muhlikat Ihya ‘Ulum al-din karya Habib Umar bin Hafidz