Penyakit Kedua: Ucapan yang Berlebihan
Yaitu membicarakan sesuatu yang tidak berguna atau melebihkan pembicaraan yang berguna dari kadar yang sepatutnya. Atha’ mengatakan, “Orang-orang sebelum kalian membenci ucapan yang berlebihan. Mereka menganggap berlebihan semua yang selain Al-Quran, sunnah Nabi, perintah, larangan, dan ucapan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok.” Diriwayatkan dari sebagian sahabat Nabi, “Ada lelaki berbicara kepadaku, tetapi jawaban yang akan aku katakan atas ucapannya lebih menyenangkan daripada air dingin bagi orang yang kehausan. Maka aku pun meninggalkan jawaban itu karena khawatir termasuk pembicaraan yang berlebihan.”
Perkataan yang bermakna termaktub dalam Al-Quran. Allah berfirman, Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia (QS Al-Nisa’ [4]: 114).
Penyebab dan cara penyembuhan penyakit ini sama dengan penyakit yang pertama.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz