13. Sebab-sebab Hilangnya Nikmat

Allah SWT memperingatkan kita tentang sebab lainnya di antara sebab-sebab hilangnya kenikmatan, dalam firman-Nya : ولا تحاضون على طعام المسكين  (Dan kamu tidak saling mangajak memberi makan orang miskin). Qs Al-Fajr : 18 Artinya sebagian kamu tidak saling mendorong kepada sebagian yang lain untuk memberi makan orang miskin yang tidak mendapatkan apa yang dapat mencukupi…

12. Kehidupan Yang Sejati

Kebanyakan manusia tidak layak dengan akal dan pikirannya untuk menentukan di mana letak kebaikan itu? Inilah kenyataan yang mengharuskan kita menoleh kepada semua ukuran duniawi sebagai ukuran yang tidak layak dibuat menilai baik atau buruknya sesuatu. Allah SWT memberikan penilaian yang tepat tentang masalah ini dalam firman-Nya: وإن الدار لآخرة لهي الحيوان لو كانوا يعلمون…

11. Perkiraan Dan Kepastian

Manusia siapapun manusianya pasti mencari kebaikan, tetapi sedikit sekali di antara mereka yang tahu di mana letak kebaikan yang sejati. Manusia pada umumnya mencari kebaikan dunia saja dan melupakan kebaikan akhirat. Itu adalah pandangan yang sempit dan kerdil. Sebab, orang yang berbuat demikian berarti ia membeli sesuatu yang masih dalam perkiraan dengan mengorbankan sesuatu yang…

10. Nabi Muhammad SAW Menjadi Rahmat Bagi Orang Mukmin dan Orang Kafir

Langit ikut turun tangan untuk menjatuhkan hukuman atas orang-orang kafir, hingga datangnya Karasulan Muhamad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam yang dapat menghentikan hukuman dari langit itu bagi orang-orang kafir di dunia ini. Hal itu disebabkan dua faktor: Pertama, karena Nabi Muhamad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam diutus membawa rahmat…

9. Kemaksiatan Tidak Pernah Berhenti

Demikianlah tayangan sekilas tentang awal mula keburukan di alam raya ini. Allah SWT menginginkan agar kita menengok bahwa keburukan itu terjadi akibat pelanggaran terhadap ketentuan hukum-Nya. Seandainya Qabil mentaati perintah Allah dan konsekuen dalam menjalankan aturan-aturan Allah, niscaya dia tidak sampai tega membunuh saudaranya sendiri. Jika hal inimerupakan permulaan pelanggaran dengan berbagai akibat buruk yang…

8. Ketentuhan hukum Tuhan turun bersama Adam

Somasi hukum yang diajukan oleh (labil dan Habil kepada Allah dalam menyelesaikan kasus yang mereka hadapi adalah sebagai bukti bahwa mereka telah mengetahui adanya Allah SWT Sang Pencipta alam raya ini. Upaya mereka dalam berhakim kepada Allah melalui pengorbanan yang mereka persembahkan juga suatu bukti bahwa mereka telah mengenal adanya ketentuan hukum. Bagaimana mereka mendekatkan…

7. Keterbatasan Akal Manusia

Tidak mungkin kita bisa sampai pada semua apa yang menjadi tuntutan Allah hanya dengan bantuan akal semata, bagaimana kita menyembah­nya, apa saja yang merelakan-Nya dan apa saja yang membuatnya murka. Yang paling puncak dari pencapaian akal adalah keyakinan kita bahwa ada Tuhan di alam raya ini. Maka, akal merenungkan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang tercermin pada…

6. Alam Yang Ditaklukkan Taat Menjalankan Fungsinya

Semua seolah-olah tidak pernah terjadi. Namun, seluruh penyebab yang ditaklukkan oleh Allah sedemikian disiplin dalam menjalankan peranannya sehingga tanpa kita sadari atau kita rasakan bahwa ia melaksanakan tugasnya secara optimal. Itu terjadi bukan karena faktor kehendaknya sendiri untuk memilih. Tetapi kerusakan dan keburukan di bumi hanyalah terjadi dari sisi keterlibatan pilihan manusia. Itu dikarenakan manusia…

5. Keburukan Di Alam Raya

Sebagaimana yang telah kami jelaskan di atas bahwa Allah SWT menjadikan keindahan pada setiap makhluk ciptaan-Nya di alam raya ini. Dia menjadikan aturan dan ketentuan sebab musabab sebagai faktor untuk menjaga keindahan itu. Maka orang yang mengikuti sebab musabab, akan memperoleh apa yang diinginkan. Tetapi orang yang mencoba melakukan siasat buruk untuk mengambil sesuatu dengan…

4. Rahasia Keindahan di Alam Raya

Dari segi logika memang pekerjaan model itu tidaklah fair. Bagaimana manusia disuruh menggali sumur lalu disuruh menguruknya kembali? Kami katakan bahwa hal itu dimaksudkan agar manusia tidak memungut bayaran upah tanpa diimbangi kerja. Karena jika manusia terbiasa mendapatkan upah tanpa kerja, maka konsekuensinya akan terbentuk masyarakat pengangguran yang mengharapkan bayaran tanpa mau bekerja. Akibatnya hilanglah…