Di antara kemuliaan yang ada pada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ialah ganjaran pahala berlipat ganda bagi orang yang berbuat kebajikan di dalam zaman yang sedang rusak. Di dalam zaman fitnah (penuh dengan berbagai malapetaka) seperti itu seseorang yang berbuat kebajikan beroleh pahla sebanyak yang diperoleh lima puluh orang yang beramal kebajikan seperti dirinya.
Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menganjurkan:
ائتمروا باالمعروفوانتهو عن المنكر حتى اذا رأيت شحا مطاعا وهوى متّبعا ودنيا مؤثرة و اعجاب كل ذي رأي برأيه فعليك بنفسك ودع عنك العوام فان من ورائكم الصبر . الصبر فيهن مثل القبض على الجمر.للعامل فيهن مثل أجر خمسين رجلا يعملىن مثل عمله
“Hendaklah kalian selalu mengindahkan amar ma ‘ruf dan nahi mun-kar sehingga apabila kaian melihat ada orang kikir (ada kebakhilan, kekikiran) ditaati, hawa nafsu diikuti, keduniaan diutamakan, dan orang-orang membanggakan pendapatnya sendiri; maka jagalah dirimu sendiri dan tinggalkanlah orang-orang awam, karena di belakang kalian (akan menyusul) hari-hari (yang menuntut) ketabahan dan kesabaran. Kesabaran pada hari-hari seperti itu (rasanya) seperti menggenggam bara api. Bagi orang yang mengamalkan kebajikan (dalam suasana seperti itu) ia beroleh pahala sebanyak pahalanya lima puluh orang yang beramal seperti amalnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Turmudzi, dan Abu Dawud).
Menurut riwayat lain; ada sahabat yang bertanya, “Ya Rasulullah, pahala lima puluh orang itu dari kami apakah dari mereka?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Dari kalian.”
Makna kalimat “hari-hari kesabaran” adalah: Mengekang rangsangan hawa nafsu amat sukar, pahit dan serasa panas membakar seperti yang dirasakan tangan menggenggam bara api. Namun dalam hal itu orang yang bertakwa kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari kedurhakaan ia beroleh pahala. Bahkan kepada orangyang taat beribadah oleh Allah SWT akan diberi pahala sebanyak lima puluh pahala yang diberikan kepada orang-orang seperti ia.
Sebuah hadits dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bahkan menegaskan, “Beribadah dalam zaman fitnah, pahalanya sama dengan pahala berhijrah kepada beliau.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani