Al-‘AIqamiy mengatakan, bahwa makna kalimat tersebut ialah, setiap orang dapat berusaha untuk menentukan dirinya sendiri. Ada yang taat mengabdikan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian Allah SWT akan menyelamatkannya dari siksa neraka. Namun, ada juga orangyang mengabdikan diri kepada setan dan mengikuti hawa nafsu. Dengan demikian Allah SWT akan membinasakannya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah memberitahu, bahwa orang yang sabar adalah termasuk kaum muhtadin (orang-orang yang hidup menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya) dan termasuk pula dalam golongan orang-orang yang selamat. Menge[3nai itu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menegaskan, bahwa mereka itu adalah:
من اعطي فشكر وابتلي فصبر و ظلم فاستغفر و لم فغفر ثم سكت فقالو:يا رسول الله ماله؟قال:اولئك لهم الامن وهم مهتدون5ق
“Orang yang jika diberi ia berterima kasih (bersyukur), jika terkena cobaan ia bersabar, jika berbuat zalim ia mohon ampunan, jika dizalimi ia mengampuni (memaafkan)….” Beliau diam sejenak. Beberapa sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, orang yang seperti itu akan mendapat apa?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Mereka mendapat keselamatan dan mereka adalah orang-orang muhtadin (orang-orang yang hidup di atas jalan hidayat),” (Diriwayatkan oleh Thabrani).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani