Bala atau cobaan hidup itu sebenarnya adalah ujian dari Allah SWT Agar orang yang (imannya) jernih dan sungguh-sungguh lebih menonjol daripada yang lain. oleh karena itu,dalam sebuah hadis Rasullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salammenyatakan:
ان الله ليجرب احدكم بالبلاء كما يجرب احدكم ذهبه بالنار فمنه ما يخرج كاالذهب الابزيز فذاك الذي حماه الله من الشبهات و منه ما يخرج دون ذلك . فذلك الذي يشك بعض الشك ومنه ما يخرج كالذهب الاسواد فذاك الذي افتتن
“Sungguhlah bahwa Allah menguji seseorang dari kalian dengan bala (cobaan hidup) sebagaimana seseorang dari kalian menguji emasnya dengan api. Dari situ ada yang keluar seperti emas murni (ibriz). Dialah orang yang dilindungi Allah dari syubhat. Ada juga yang keluar emas yang kurang nilainya, da nitulah meragukan. Ada pula yang keluar seperti emas hitam, dan itulah yang menyimpang (dari semestinya).” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Kabir).
فاذا اصيب بمصيبة في ماله او نفسه وكتمها الى الناس كان حقا على الله ان يغفر له
“Bila orang tertimpa musibah, baik mengenai harta bendanva maupun dirinya, dan ia menutupinya serta tidak mengeluhkannya kepada orang lain, ia berhak mendapat ampunan dari Allah.” (Hadits marfu’ diriwayatkan oleh Thabrani).
واذا كثرت ذنوب العبد ولم يكن له ما يكفرها ابتلاه الله بالحزن ليكفرها عنه
“Jika orang sudah banyak dosanya dan ia tidak mempunyai sesuatu untuk memenuhi kaffarah-nya. (menebus dosanya), Allah kesedihan untuk meniadakan dosa-dosanya.” (Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
Dengan demikian maka tidaklah mengherankan kalau orang yang sabar menghadapi cobaan berat mengarahkan harapannya kepada Allah SWT untuk beroleh sesuatu yang lebih baik dan lebih kekal.
‘Atha bin Abi Rabbah menuturkan sebagai berikut: Ibu “Abbas r.a. mengatakan kepadaku, “Maukah engkau kuberitahu tentang seorang perempuan penghuni surga (ahlul-jannah)}” Kujawab, “Baiklah.” Ia (Ibnu Abbas) melanjutkan, “Lihatlah itu seorang perempuan Negro (kulit hitam). Ia datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam kemudian berkata, “Aku ini berpenyakit ayan, aku sungguh malu, berdoalah kepada Allah untukku.” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Jika engkau mau bersabar, engkau akan mendapat surga, tetapi jika engkau ingin sembuh aku akan berdoa agar Allah menyembuhkan penyakitmu.” Perempuan itu menyahut, “Aku bersabar … tetapi aku sudah malu, berdoalah saja untukku agar aku tidak malu lagi. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu berdoa untuknya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani