Di antara keutamaan dan kemuliaan yang dikaruniakan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ialah, Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala bagi hamba-Nya yang bersabar.
Abu Malik Al-Asy’ari r.a. menuturkan; bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
الطهور شطر الإيمان والحمد لله تملأ الميزان وسبحان الله والحمد لله تملآن أو تملأ ما بين السماء والأرض والصلاة نور و الصدقة برهان والصبرضياء والقران حجة لك أو عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقهاأو موبقها
“Bersesuci adalah separuh dari iman, (ucapan) al-hamdulillah memenuhi timbangan (amal seorang hamba di akhirat), dan (ucapan) subhanallah wal-hamdulillah (dua-duanya) memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi. Salat adalah sinar (nur), sedekah adalah burhan (bukti, tentang ketaatan kepada agama), sabar adalah cahaya. Alqur’an adalah hujjah bagimu, dapat membuat beruntung atau membuatmu celaka. Setiap orang berusaha mencapai keinginanya dan menentukan dirinya sendiri, apakah ia menyelamatkan dirinya atau mencelakakannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Menurut Al-Alqami, Imam An-Nawawi mengatakan, bahwa yang dimaksud sabar dalam Hadits tersebut ialah kesabaran yang disukai syariat, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT dan dalam menghindari kemaksiatan (kedurhakaan terhadap Allah SWT). Dalam agama, sabar berarti juga tabah menghadapi berbagai musibah dan hal-hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan di dunia. Yang dimaksud dengan “kesabaran yang disukai oleh syariat” ialah, dalam keadaan bagaimanapun orang tetap bersabar dan selalu berada dijalan yang lurus dan benar.
Ibrahim Al-Khawash mengatakan, bahwa yang dimaksud “sabar” ialah tetap mantap berpegang pada Kitabullah (Alqur’an) dan Sunnah. Al-Ustadz Abu ‘Ali Ad-Daqqaq mengatakan, bahwa hakikat kesabaran ialah: Orang tidak menentang atau melawan sesuatu yang telah ditakdirkan. Adapun sikap memperlihatkan cobaan yang sedang dialaminya tidak dalam bentuk keluh-kesah, tidak berarti tidak sabar. Mengenai kisah Nabi Ayyub a.s. Allah SWT berfirman di dalam Alquran: Kami dapati ia (Ayyub) orang yang sabar, padahal ia mengeluh, “Ya Tuhanku, aku ditimpa penyakit.” (QS. Ash-Shaffat: 44 dan Al-Anbiya’: 83).
Adapun makna kalimat “Alquran adalah hujjah” dalam Hadits tersebut di atas ialah, Alquran bermanfaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya. Namun, orangyang berpaling dan meninggalkannya, Alquran akan membuatnya hidup celaka di dunia dan akhirat. Yang dimaksud dengan “menyelamatkan dirinya atau mencelakakan” ialah, orang dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari azab neraka dan dapat pula menjerumuskan dirinya sendiri ke dalamnya.
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani