Diantara berbagai kabar gembira yang diberikan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yang terbesar ialah kabar gembira yang beliau berikan kepada seorang yang mengalami cobaan hidup. Yaitu, bahwa Allah SWT menghargainya dan memberikan pahala kepadanya atas semua amal kebajikan yang diperbuatnya sebelum sakit.
Mengenai itu Anas bin Malik r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
اذا ابتلى الله عز وجل العبد المسلم ببلاء في جسده قال الله عزوجل للمك :اكتب له صالح عمله الذي كان يعمل وان شفاه غسله و طهره وان قبضه غفرله ورحمه
“Apabila Allah ‘Azza wa Jalla mengenakan cobaan hidup atas seorang Muslim hamba-Nya, cobaan yang mengenai jasmaninya (misalnya suatu penyakit), Allah bersabda kepada malaikat: catatlah amal salehnya yang sudah pernah ia lakukan. Bila Allah telah menyembuhkan penyakitnya, ia dibersihkan dan disucikan (dari dosa). Namun jika ia ditakdirkan meninggal dunia, Allah mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
Ibnu mas’ud r.a. menuturkan ,bahwa Rasulullah saw,berkata:
عجب للمؤمن و جزعه من السقم , ولو كان يعلم ماله من السقم الدهر -ثم ان رسول الله رفع رأيه الى السماء فضحك-فقيل:يارسول الله ثم رفعت رأسك الى السماء فضحكت فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:عجبت من ملكين كان يلتمسان عبدا في مصلى كان يصلي فيه فلم يجداه فرجعا فقالا:ربنا عبدك فلان كنا نكتب له في يومه و ليلته عمله الذي كان يعمل فوجدناه حبسته في حبالك (اي امرصته) قال الله تبارك و تعالى :اكتبوا لعبدي عمله الذي كان يعمل في يومه وليلته ولا تنقصوا منه شيأ و علي اجرماحبسته وله اجرماكان يعمل
“Aneh, jika orang yang (benar-benar) beriman takut terkena penyakit. Seumpama ia tahu apa yang akan diperoleh dari sakitnya tentu ia lebih suka menderita sakit selama-lamanya.” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam kemudian menengadah ke langit, lalu tertawa. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa sebab Anda menengadah ke langit lalu tertawa?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Aku heran melihat dua malaikat mencari-cari hamba Allah di sebuah mushala, tempat ia biasa salat di dalamnya. Akan tetapi dua malaikat itu tidak menemukannya. Dua-duanya lalu kembali menghadap Allah, kemudian berkata, “Ya Tuhan kami, hamba-Mu, si Fulan, amalannya yang telah dilakukan olehnya siang malam sudah kami catat, tetapi tiba-tiba Engkau membuatnya menderita sakit!” Allah Tabaraka wa Taala bersabda, “Catadah amalan hamba-Ku itu yang telah diamalkannya siang-malam, dan jangan sampai dikurangi sedikit pun. Ia berhak menerima ganjaran dari-Ku atas semua yang telah diamalkannya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya dan Thabrani di dalam Al-Ausath).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani