Segala puji bagi Allah, yang telah mengenalkan para walinya berbagai keburukan dunia dan penyakit-penyakitnya. Dunia telah memberikan angan-angan kesenangan kepada para pemiliknya dan menjanjikan suatu tipu daya kepada mereka. Shalawat dan salam sebanyak-banyaknya semoga dilimpahkan kepada pemimpin kita Muhammad, hamba Allah, utusan-Nya dan juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Sesungguhnya dunia telah memutus jalan hamba-hamba Allah untuk menuju kepada-Nya. Dunia telah mempertontonkan kemolekannya kepada mereka sehingga mereka harus menelan pahitnya kesabaran untuk menghindarinya. Dunia pun telah menarik para musuh Allah dengan keindahannya melalui tipu daya dan kelicikan. Namun, ketika para musuh Allah itu sudah merasa nyaman dengannya dan bergantung kepadanya, ia justru meninggalkan mereka saat mereka sangat membutuhkannya. Dan atas kepergian dunia dari sisi mereka, mereka meratapinya Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azab bagi mereka dan tidak pula mereka akan ditolong [QS. Al-Baqarah [2]: 86]. Karena keburukan dunia begitu besar, kita harus mengetahui hakikatnya, hikmah di balik penciptaannya, pintu-pintu masuk bagi tipu dayanya, dan mengapa menyibukkan diri untuk dunia bisa memalingkan manusia dari Allah.
Penjelasan Mengenai Kecelaan Dunia
Sebagian besar ayat-ayat Al-Quran memuat celaan terhadap dunia dan mengajak manusia berpaling kepada akhirat. Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam melewati bangkai kambing betina. Lantas beliau bertanya, “Tahukah kalian bahwa bangkai kambing ini begitu hina bagi pemiliknya?” Para sahabat menjawab, “Karena hina, mereka membuangnya.” Lalu beliau bersabda, “Demi Zat yang menguasai jiwaku. Sesungguhnya dunia lebih hina bagi Allah daripada kambing ini bagi pemiliknya. Seandainya dunia bagi Allah sepadan dengan satu sayap seekor nyamuk, tentu Dia tidak memberikan air minum kepada orang kafir.”1
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam juga pernah bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Dunia dilaknat. Dilaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali zikir kepada Allah, ketaatan kepada-Nya, orang alim, dan orang yang belajar.”
Diriwayatkan bahwa Nabi Sulaiman bin Dawud a.s. berjalan dengan pakaian kebesarannya. Burung-burung menaunginya, sementara jin dan manusia berada di sisi kanan dan kirinya. Lantas ia berpapasan dengan seorang ahli ibadah dari bani Israel. Orang tersebut lalu berkata, “Demi Allah, wahai anak Dawud. Sungguh, Allah telah menganugerahimu kekuasaan yang begitu besar.” Nabi Sulaiman lantas mengangkat kepalanya dan mengatakan, “Sesungguhnya satu ucapan tasbih dalam catatan amal seorang mukmin lebih baik daripada apa yang dianugerahkan kepada anak Dawud. Apa yang dianugerahkan kepada anak Dawud akan sirna, sementara ucapan tasbih akan abadi.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda, “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Anak Adam mengatakan: hartaku, hartaku. Padahal tidak ada harta yang engkau miliki, kecuali apa yang engkau makan lalu hilang, apa yang engkau kenakan lalu rusak, atau apa yang engkau sedekahkan lalu engkau biarkan”
Diriwayatkan bahwa Jibril a s. berkata kepada Nabi Nuh, “Wahai Nabi yang paling panjang umurnya. Bagaimana dunia menurutmu?” Nabi Nuh menjawab, “Bagaikan rumah yang memiliki dua pintu. Aku masuk dari salah satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.
————–
1 Artinya, seandainya dunia berharga bagi Allah, tentu Allah tidak akan memberikannya kepada orang kafir, walaupun hanya seteguk air. Hadits dilansir oleh At-Tirmidzi (No. 2320) dan dia menilainya Hasan-Shahih. Juga dilansir oleh Ibnu Majah (No. 4110), dan Al-Hakim (4/341).
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz