Para ahli zikir dengan sikap persaudaraan mereka dapat membahagiakan (menenteramkan) seorang durhaka dan dengan kecintaan mereka (kepada sesama manusia) dapat meringankan penderitaan orang yang malang. Allah SWT akan membukakan hati orang durhaka yang mau mendekati para ahli zikir dan mau menghadiri pertemuan-pertemuan mereka. Kalau ia minta sesuatu yang berkaitan dengan masalah-masalah keduniaan, ia akan diberi. Demikianlah yang antara lain disebut dalam hadits di atas; bahwa Allah SWT telah bersabda, “Mereka (para ahli zikir) adalah orang-orang yang tidak menyusahkan orang lain yang mau duduk bersama mereka.”
Para ahli zikir merasa terjamin beroleh ampunan Allah SWT, meyakini keridaan AllahJalla waAla, dan mereka tidak meninggalkan zikir sebelum lembaran-lembaran hidupnya penuh dengan kebajikan, dan Allah SWT mengaruniakan kenikmatan kepada mereka; yaitu sebagaimana disebut dalam hadits di atas, bahwa Allah SWT bersabda kepada para malaikat-Nya, “Kalian Kujadikan saksi bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
Para ahli zikir beroleh martabat tinggi dan dekat dengan rahmat Allah SWT dan kasih sayang-Nya. Suatu hal yang sangat didambakan oleh para Nabi dan kaum mujahidin fi sabilillah. Karena jerih payah mereka dalam upaya meraih keridaan Allah SWT, wajah mereka bersinar-sinar dan jiwa mereka penuh dengan kegembiraan.
‘Amr bin ‘Absah r.a. mengatakan sebagai berikut, “Aku mendengar sendiri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata, ‘Di sisi Allah Maha Pemurah terdapat orang-orang bukan para Nabi dan bukan para pahlawan syahid, kecemerlangan wajah mereka mempesonakan. Banyak orang yang menyaksikan. Para Nabi dan para pahlawan syahid bercita-cita ingin menjadi seperti mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah ‘Azza waJalla. Para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah sekelompok orang (jumma’) dari berbagai kabilah bersepakat untuk berzikir (menyebut nama) Allah dan berusaha memilih pembicaraan yangjernih dan baik seperti orang makan buah kurma memilih kurma yang terbaik.'” (Diriwayatkan oleh Thabrani).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani