Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menyatakan: Ada dua kalimat ringan di lidah, namun berat bobotnya dalam timbangan dan disukai oleh Ar-Rahman, yaitu:
سبحان اللّه وبحمده سبحان اللّه العظيم
“Mahasuci Allah dan puji syukur bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung.” (Diketengahkan oleh Ibnu ‘Asakir).
Suatu kisah nyata menuturkan, pada suatu hari seorang bernama Qabishah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengeluh, “Ya Rasulullah, usiaku sudah lanjut, kulitku sudah keriput, kekuatanku sudah merosot, tidak berdaya menghadapi keluargaku dan tidak mampu lagi melakukan semua yang dahulu kukerjakan. Ajarkanlah kepadaku beberapa kalimat yang bermanfaat bagiku di hadapan Allah. Itu akan kuamalkan.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menjawab:
يا قبيصة، قل ثلاث مرّات إذا صلّيت الغداة : سبحان اللّه وبحمده سبحان اللّه العظيم ولا حول ولا قوّة الّا باللّه العليّ العظيم. فإنّك إن قلت ذٰلك امنت بإذن اللّه من العمي والجذام والبرص، وقل
“Hai Qabishah, usai shalat Subuh ucapkanlah tiga kali, ‘Mahasuci Allah dan puji syukur bagi-Nya, Mahasuci Allah lagi Mahaagung dan puji syukur bagi-Nya, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali seizin Allah Mahaluhur lagi Mahagung. ‘Jika Anda selalu mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, insya Allah Anda akan selamat dari kebutaan, dari penyakit sopak dan kusta.” Ucapkanlahjuga:
اللّهمّ اهدنى من عندك وافض عليّ من فضلك واسبغ عليّ رحمتك وانزل عليّ من بركاتك
“Ya Allah, karuniakanlah aku petunjuk dari sisi-mu, limpahkanlah kepadaku kepemurahan-Mu, sempurnakanlah rahmat-Mu kepadaku dan turunkanlah berkah-Mu kepadaku.” (Diketengahkan oleh Ibnus-SanI).
“Barangsiapa shalat Subuh berjamaah, kemudian setelah itu ia tetap duduk di mushalanya dan membaca tiga ayat permulaan Surah Al-An’am, Allah SWT akan mengutus tujuh puluh malaikat. Mereka bertasbih mengagungkan kesucian Allah dan memohonkan ampunan baginya hingga Hari Kiamat.” (Dikeluarkan oleh Ad-Dailami).
Barangsiapa yang usai shalat dan mengucapkan salam, kemudian membaca kalimat-kalimat berikut (di bawah ini), malaikat mencatatnya pada lembaran yang halus (lembut) lalu dicap dengan cincin stempel, kemudian dinaikkan (ke alam tinggi) hingga Hari Kiamat. Kelak apabila Allah SWT membangkitkan hamba-Nya itu dari kuburnya, malaikat yang mencatat itu datang kepadanya membawa catatannya seraya bertanya (mencari-cari), “Manakah ahlul-‘uhud (orang-orang yang menyatakan janji)?” Catatan itu lalu diserahkan kepada mereka. Kalimat-kalimat termaksud adalah:
اللّهمّ فاطر السمٰوات والارض عالم الغيب والشهادة الرّحمٰن الرّحيم إنّى أعهد إليك فى هذه الحياة الدّنيا بأنّك أنت اللّه لا اله الّا أنت وحدك لا شريك لك و أنّ محمّدا عبدك و رسولك فلا تكلنى إلى نفسى فإنّك إن تكلنى الى نفسى تقرّبنى من الشّرّ و تباعد نى من الخير و إنّى لا أثق الّا برحمتك فاجعل رحمتك لى عهدا عندك تؤدّيه اليّ يوم القيامة إنّك لا تخلف الميعاد
“Ya Allah Pencipta langit dan bumi lagi Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Di dalam kehidupan dunia ini aku berjanji, bahwa Engkau adalah Allah yang tiada tuhan selain Engkau, tiada sekutu apa pun pada-Mu dan bahwa Muhammad adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu; janganlah Engkau menyerahkan (segala hal) kepada diriku, karena jika (segala hal itu) Engkau serahkan kepadaku (berarti) Engkau mendekatkan diriku kepada kejahatan (keburukan) dan menjauhkan diriku dari kebajikan (kebaikan). Aku hanya percaya (mengandalkan) rahmat-Mu. Maka jadikanlah rahmat-Mu itu sebagai perjanjianku di sisi-Mu, yang pada Hari Kiamat kelak Engkau tunaikan kepadaku. Sungguhlah bahwa Engkau tidak akan mencederai janji.” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani