Di antara kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada orang yang senantiasa berzikir (ahli zikir) ialah, pada Hari Kiamat Allah SWT akan berseru kepada mereka disaksikan orang banyak. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memberitahu, “Pada Hari Kiamat Allah ‘Azza wa Jalla akan bersabda, ‘Orang-orang ahli jamaah (ahlul-jam’i) akan dapat mengetahui siapa-siapa yang beroleh kemuliaan.’ Ada yang bertanya, ‘Siapa orang-orang yang mendapat kemuliaan, ya Rasulullah?’ Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, ‘Para peserta majelis zikir.'” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Al-Baihaql dan lain-lain).
Juga termasuk kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada orang-orang yang senantiasa berzikir ialah, bahwa hati mereka sama sekali tidak merasa kecewa dan hampa atas habisnya waktu yang mereka isi penuh dengan zikir. Sebuah hadits menyebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menegaskan:
ليس يتحسر أهل الجنة إلا على ساعة مرت بهم لم يذكروا الله تهالى فيها
“Para (calon) penghuni surga tidak merasa kecewa kecuali karena waktu mereka yang terlewat tanpa diisi dengan berzikir (mengingat) Allah.” (Diriwayatkan oleh ThabranI dan Al-Baihaqi).
Kemuliaan lainnya yang dilimpahkan Allah SWT kepada orang-orang yang senandasa berzikir ialah, bahwa mereka itu dipandang sebagai ahlusy-syukr (orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat karunia Allah SWT). Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mengatakan:
إن الله يقول : يا ابن آدم ، إنك إذا ذكرتني شكرتني وإذا نسيتني كفرتني
“Bahwa Allah bersabda: Wahai anak Adam, jika engkau mengingat-Ku (berzikir menyebut-Ku) berarti engkau bersyukur kepada-Ku, dan jika engkau lupa akan Aku, berarti engkau mengingkari-Ku.” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Ausath).
Kemuliaan lainnya lagi yang dilimpahkan Allah SWT kepada orang-orang yang senantiasa berzikir ialah, mereka itu dipandang sebagai kaum mujahidin dan sebagai orang-orang saleh. Sebuah hadits menuturkan: (Pada suatu saat) ada seseorang bertanya kepada Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, “Kaum Mujahidin yang manakah yang beroleh pahala terbesar?” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Orang-orang yang paling banyak berzikir ingat kepada Allah Tabaraka wa Ta’dldl” Orang itu bertanya lagi, “Orang-orang saleh manakah yang beroleh pahala terbesar?” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab sama, “Orang-orang yang paling banyak berzikir ingat kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala”
Orang itu masih terus bertanya sambil menyebut soal-soal salat, zakat, ibadah haji, dan sedekah. Semuanya itu oleh Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dijawab, “Orang-orang yang paling banyak berzikir ingat kepada Allah Tabaraka wa Ta’dldl” (Mendengar hal itu) Abu Bakar Ash-Shiddlq r.a. berkata kepada ‘Umar bin Al-Khaththab r.a., “(Kalau begitu) orang-orang yang senantiasa berzikir membawa semua kebaikan!” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyahut, “Ya, benar!” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ThabranI).
ما من يوم وليلة إلا واللز وجل فيه صدقة يمن بها على من يشاء من عباده وما من الله على عبد بأفضل من أن يلهمه ذكره
“Setiap hari, siang dan malam, Allah melimpahkan sedekah kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya menurut kehendak-Nya. Namun tidak ada sesuatu yang dikaruniakan Allah kepada seorang hamba, yang lebih afdhal daripada karunia ilham untuk berzikir mengingat-Nya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani