Berzikir mengingat Allah SWT akan mengantarkan pelakunya kepada derajat (martabat) tinggi di dalam surga. Dan ia diangkat ke surga tertinggi dalam keadaan ia berada di atas hamparan permadani. Mengenai itu Abu Sa’id Al-Khudri r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata:
ليذكرن الله أقوام في الدنيا على الفرش الممهدة يدخلهم الدرخات العلى
“Orang-orang yang (selagi hidup) banyak berzikir, dalam keadaan berada di atas hamparan permadani Allah akan mengangkat mereka ke martabat setinggi-tingginya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam Shahih-nya).
Berzikir mengingat Allah SWT (menyebut nama-Nya) dapat menerangi dan menghidupkan hati, menghilangkan daki-dakinya dan menuntun kepada kebenaran sehingga orang yang senantiasa berzikir itu hatinya menjadi hidup. Sedangkan orang yang tidak mau berzikir hatinya rusak, gelap, dan mati. Mengenai itu Abu Musa Al-Asy’ari r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر الله مثل الحي والميت
“Bedanya antara orang yang selalu berzikir dan yang tidak pernah berzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang mati.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Hanya saja menurut Muslim lafal hadits tersebut adalah, “Bedanya antara rumah yang di dalamnya disebut-sebut nama Allah (dzikrullah) dan yang tidak … dst.)
Allah SWT membanggakan orang-orang yang senantiasa berzikir, di depan para malaikatnya (as-safarah al-bararah). Allah Maha Tahu, namun Allah SWT menanyakan keadaan mereka kepada para malaikat.
Mengenai itu Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata (memberitahu para sahabat). “Allah mempunyai banyak malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan mencari-cari ah-ludz-dzikr (orang-orang yang selalu berzikir). Bila mereka (para malaikat) menemukan sejumlah orang yang sedang berzikir, mereka memanggil-manggil, ‘Marilah pergi untuk mendapatkan kebutuhan kalian!’ Mereka lalu mengelilingi orang-orang yang berzikir dengan membentangkan sayap-sayap mereka lalu naik ke langit. Tuhan mereka Maha Mengetahui, namun bertanya, ‘Apakah yang dilakukan oleh hamba-hamba-Ku?’
Para malaikat menjawab, ‘Mereka mengagungkan kesucian-Mu, menyatakan kebesaran-Mu, berpuji syukur kepada-Mu, dan memuliakan-Mu!’ Tuhan bertanya, ‘Apakah mereka melihat-Ku?’ Para malaikat menjawab, ‘Tidak, demi Allah ya Rabb, mereka tidak melihat-Mu!’ Tuhan bertanya, ‘Bagaimanakah kalau mereka melihat-Ku?’ Para malaikat menjawab, ‘Kalau mereka melihat-Mu tentu mereka lebih banyak lagi beribadah kepada-Mu, lebih mengagungkan kemuliaan-Mu dan lebih banyak bertasbih mengagungkan kesucian-Mu.’ Tuhan bertanya, ‘Apakah yang mereka minta-minta kepada-Ku?” Para malaikat menjawab, ‘Mereka minta surga kepada-Mu.’ Tuhan bertanya, ‘Apakah mereka sudah melihat surga?’ Paramalaikat menjawab, ‘Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya.’ Tuhan bertanya, ‘Bagaimanakah kalau mereka sudah melihat surga?’ Para malaikat menjawab, ‘Kalau mereka sudah pernah melihat surga tentu mereka lebih keras keinginannya, lebih kuat memintanya, dan lebih besar lagi hasratnya.’ Tuhan bertanya, ‘Mereka minta dilindungi dari apa?’ Para malaikat menjawab, ‘Mereka minta perlindungan dari neraka!’ Tuhan bertanya, ‘Apakah mereka sudah pernah melihat nraka?’ Para malaikat menjawab, ‘Demi Allah, mereka tidak pernah melihatnya!’ Tuhan bertanya, ‘Bagaimanakah kalau mereka sudah pernah melihatnya?’ Para malaikat menjawab, ‘Kalau mereka sudah pernah melihatnya mereka tentu lari lebihjauh dan lebih ketakutan!’ Tuhan lalu bersabda, ‘Kalian Kujadikan saksi bahwa Aku telah mengampuni mereka!’ Satu di antara para malaikat itu melapor, ‘Di tengah mereka ada seorang yang bukan dari mereka, ia hanya datang untuk suatu kebutuhan!’ Tuhan menjawab, ‘Ia kuampuni. Mereka itu orang-orang yang tidak menyusahkan yang mau duduk bersama mereka.'”
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani