Berzikir merupakan amalan yang dapat membuat hati mengkilat (bersih) dan terang-benderang serta menyelamatkan manusia dari azab Allah SWT. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
أن لكل شيئ صقالة وإن صقالة القلوب ذكر الله . وما من شيئ أنجى من عذاب الله من ذكر الله قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولو أن يضرب بسيفه حتى ينقطع
“Segala sesuatu ada sepuhannya (dapat disepuh agar bersih mengkilat). Sepuhannya hati ialah dzikrullah, dan tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan (manusia) dari azab Allah daripada dzikrullah.” Para sahabat bertanya, “Jihad dijalan Allah juga tidak, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Ya), walaupun orang memukul (musuh) dengan pedangnya hingga patah!” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya dan Al-Baihaql).
Hadits lain yang semakna, tetapi dengan lafal yang agak sedikit berbeda menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata:
ما عمل آدمي عملا أنجى له من العذاب من ذكر الله تعالى ، قيل : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله إلا أن يضرب بسيقه حتى يتقطع
“Tidak ada amal perbuatan dilakukan oleh seorang manusia (Adamiy), yang dapat lebih menyelamatkannya dari azab (seperti) dzikrullah Ta’ala. Ada yang bertanya, “Jihad dijalan Allah juga tidak, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jihad dijalan Allah juga tidak, kecuali jika orang memukul (musuh) dengan pedangnya hingga patah.” (Diriwayatkan oleh ThabranI di dalam Ash-Shaghir dan Al-Ausath).
Orang yang senantiasa berzikir adalah manusia yang paling afdhal dan tertinggi martabatnya. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah ditanya, “Manusia yang bagaimanakah yang lebih afdhal derajatnya di sisi Allah pada Hari Kiamat?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Mereka yang banyak berzikir.” Orang masih bertanya lagi, “Ya Rasulullah, apakah masih lebih afdhal daripada orang berperang dijalan Allah?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Seumpama ia memukul (menyerang) orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dengan pedangnya hingga patah dan ia sendiri berlumuran darah, orang-orang yang banyak berzikir derajatnya lebih afdhal daripada dia (orang yang menyerang musuh dengan pedangnya).” (Diketengahkan oleh Turmudzi sebagai hadits gharib [tak terkenal], dan diketengahkan juga oleh Al-Baihaqi dengan ringkas).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani