Zikir adalah suatu amalan yang sangat disukai Allah SWT. Mu’adz bin Jabal r.a. mengatakan, “Pembicaraan terakhir sebelum aku berpisah dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam (bertugas di Yaman), aku bertanya kepada beliau, “Perbuatan apakah yang paling disukai Allah?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Engkau mati dalam keadaan lidahmu basah karena berzikir (menyebut) Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya dan Thabrani. Diketengahkan juga oleh Al-Bazzar dengan lafal sedikit berbeda, dan diketengahkan juga oleh Ibnu Hibban di dalam Shahih-nya).
Berzikir (senantiasa ingat dan menyebut Allah SWT) adalah amal perbuatan kita yang terbaik, tersuci di sisi Allah SWT dan merupakan sarana terbaik untuk meningkatkan derajat kita; bahkan lebih baik daripada berperang melawan musuh tanpa keikhlasan hati. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata:
ألا أنبئكم بخير أعمالكم وأزكاها عند مليككم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من إنفاق الذهب والورق وخير لكم من أن تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم ؟ قالوا : بلى قال : ذكر الله . قال معاذ بن حبل : ما شئ أنجى من عذاب الله من ذكر الله
“Maukah kalian kuberi tahu tentang amal perbuatan kalian yang terbaik dan tersuci di sisi Allah, Tuhan kalian, dan yang akan lebih mempertinggi derajat kalian serta lebih baik daripada menginfakkan emas dan perak, bahkan lebih baik daripada kalian berhadapan dengan musuh kalian untuk berpenggal-penggalan leher?” Para sahabat menyahut, “Benar, kami mau!” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu menjawab, “Berzikir (menyebut nama) Allah!” Ketika itu Mu’adz bin Jabal (turut berkata), “Tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan (manusia) dari azab Allah selain dzikrullah (berzikir menyebut nama Allah).” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu ‘Abid-Dunya, Turmudzi dan lain-lain).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani