Orang yang senantiasa berzikir adalah manusia yang paling afdhal dan tertinggi martabatnya. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah ditanya, “Manusia yang bagaimanakah yang lebih afdhal derajatnya di sisi Allah pada Hari Kiamat?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Mereka yang banyak berzikir.” Orang masih bertanya lagi, “Ya Rasulullah, apakah masih lebih afdhal daripada orang berperang dijalan Allah?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Seumpama ia memukul (menyerang) orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dengan pedangnya hingga patah dan ia sendiri berlumuran darah, orang-orang yang banyak berzikir derajatnya lebih afdhal daripada dia (orang yang menyerang musuh dengan pedangnya).” (Diketengahkan oleh Turmudzi sebagai hadits gharib [tak terkenal], dan diketengahkan juga oleh Al-Baihaqi dengan ringkas).
Zikir dapat mendidik akhlak, melembutkan tabiat dan memperkokoh hubungan manusia dengan Al-Khaliq, Tuhannya, sehingga lebih memantapkan lagi perjuangannya di berbagai bidang. Zikir juga sangat baik bagi orang yang tidak mampu menunaikan ibadah (karena cacat badan atau karena suatu penyakit). Dalam keadaan seperti itu ia menjadi lebih giat dan rajin berzikir (menyebut nama) Allah SWT sebanyak-banyaknya. Zikir baik juga bagi orang yang kikir (bakhil). Dengan berkahnya zikir ia dapat berubah menjadi seorang penyantun dan terpuji. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
مَنْ عَجَزَ مِنْكُمْ عَنِ اللَّيْلِ اَنْ يُكَابِدَهُ وَبَخِلَ بِالْمَالِ اَنْ يُنْفِقَهُ وَجَبُنَ عَنِ الْعَدُوِّ اَنْ يُجَاهِدَهُ فَلْيُكْثِرْ ذِكْرَ اللّٰهِ
“Barangsiapa di antara kalian yang tidak dapat salat malam dan dirasa sangat memberatkan, kikir menginfakkan hartanya dan takut berjihad melawan musuh; hendaklah ia banyak-banyak berzikir (menyebut) nama Allah.” (Diriwayatkan oleh ThabranI, Al-Bazzar, dan Al-Baihaqi).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani