Jika ada sejumlah orang dari kalian duduk (berzikir), turut duduk pula sejumlah malaikat bersama mereka. Bila mereka (para ahli zikir) bertasbih mereka (para malaikat) pun turut bertasbih, bila mereka bertahmid mereka (para malaikat) pun turut bertahmid, dan bila mereka bertakbir para malaikat pun turut bertakbir. Setelah itu mereka (para malaikat) naik menghadap Tuhan Maha Terpuji. Tuhan Maha Mengetahui apa yang hendak mereka katakan, yaitu,’ Ya Allah, Tuhan kami, (ketika hamba-hamba-Mu bertasbih mengagungkan kesucian-Mu, kami turut bertasbih, ketika mereka bertakbir mengagungkan kebesaran-Mu kami turut bertakbir, dan ketika mereka bertahmid bersyukur kepada-Mu kami pun turut bertahmid.’ Tuhan kami, AllahJalla wa’Ala, lalu bersabda, ‘Wahai para malaikat-Ku, kalian Kujadikan saksi bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Para malaikat berkata, ‘Ya Allah, Tuhan kami, si Fulan dan si Fulan telah banyak berbuat kesalahan.’ Allah menjawab, ‘Mereka (para ahli zikir) adalah orang-orang yang tidak menyusahkan orang lain yang duduk bersama!'” (Diriwayatkan oleh ThabranI dalam Ash-Shaghir). Majelis-majelis para ahli zikir adalah teman-teman surgawi. Majelis-majelis para ahli zikir adalah teman-teman surgawi. Mengenai itu Rasulullah saw. menyatakan:
إن الله سرايا من الملائكة تحل وتقف على مجالس الذكر في الأرض فارتعوا في رياض الجنة .قالوا: وأين رياض الجنة ؟ قال : مجالس الذكر فاغدوا أو روحوا في ذكر الله زذكروه أنفسكم من كان يحب أن يعلم منزلته عند الله فالينظر كيف منزلة الله عنده فإن الله ينزل العبد منه حيث أنزله من نفسه
“Allah SWT mempunyai banyak sariyyah (pasukan) terdiri dari para malaikat yang singgah dan berhenti di tempat-tempat jamaah berzikir (majdlisudz-dzikr) di muka bumi. Mereka lalu berkelana mencari-cari taman-taman surgawi. Mereka bertanya, ‘Di manakah taman-taman surgawi?’ Ada suara menjawab, ‘(Taman-taman surgawi) di tempat-tempat jamaah mereka berzikir. Hendaklah kalian pulang-pergi selalu dalam keadaan berzikir (menyebut nama) Allah. Ingadah baik-baik akan hal itu: Barangsiapa ingin mengetahui man-zilah-nya (kedudukannya) di sisi Allah hendaknya ia melihat bagaimana manzilah-nya Allah pada dirinya, karena sesungguhnya Allah menempatkan seorang hamba di sisi-Nya sebagaimana ia menempatkan dirinya di sisi Allah.‘ (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abid-Dunya, Abu Ya’la, Al-Bazzar, ThabranI, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani