Selain itu puasa adalah suatu ibadah yang meninggalkan tuntutan nafsu dan berbagai seleranya yang mendasar, yang mendorong-dorong manusia cenderung hendak memenuhinya. Semuanya itu ditinggalkan demi karena Allah SWT semata-mata. Hal seperti itu tidak terdapat di dalam ibadah-ibadah lainnya. Sebagaimana Anda ketahui, dalam ibadah haji atau umrah, bila orang sudah berihram ia diharamkan melakukan beberapa hal yang sebenarnya mubah, seperti memakai parfum (minyak wangi dan lain sebagainya), bersenggama, berburu, dan mengenakan pakaian sehari-hari. Akan tetapi ia tidak diharamkan makan dan minum yang memang diperlukan sebagai penyangga kehidupan. Memang, makan dan minum diharamkan di dalam salat, tetapi itu selama waktu yang terbatas, tidak lebih dari lima menit!
Keistimewaan lainnya lagi yang dikhususkan bagi orang-orang yang berpuasa ialah, Allah SWT akan menjadikan ibadah puasa sebagai pertolongan atau syafaat bagi mereka pada Hari Kiamat.
‘Abdullah bin ‘Umar r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
الصيام والقران يشفعان للعبد يوم القيامة . يقول الصّيام : أي ربّ منعته الطّعام والشّهوة فيه . ويقول القران : منعته النّوم بالليل فشفّعني فيه . قال : فيشفّعان
“Puasa dan Alquran akan menolong hamba Allah pada Hari Kiamat. Puasa itu akan berkata, ‘Ya Tuhan, ia kularang makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku menolongnya.’ Dan Alquran berkata, ‘Ia kularang tidur di waktu malam, maka perkenankanlah aku menolongnya.’ Allah (kemudian) bersabda, ‘Silakan dua-duanya menolongnya!'” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabranl dan Ibnu ‘Abid-Dunya).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani