Keistimewaan lainnya yang dikhususkan Allah SWT pada pada orang yang berpuasa ialah, bahwa perubahan bau mulutnya (yang sedemikian rupa) di sisi Allah SWT (dalam pandangan Allah SWT) lebih baik daripada bau minyak wangi (misk). Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sendiri menyatakan:
ولخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك
“Sungguhlah bahwa perubahan bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah (dalam pandangan Allah) lebih harum daripada bau minyak wangi (misk)”
Keistimewaan lainnya yang dikhususkan Allah SWT bagi orang yang berpuasa ialah dua macam kegembiraan yang diperolehnya. Yaitu, kegembiraan sewaktu berbuka puasa dan kegembiraan di kemudian hari pada waktu berjumpa dengan Allah SWT. Kegembiraan mencerminkan rasa syukur yang sungguh-sungguh dan sempurna kepada Allah, Tuhannya, yang memberi taufik untuk dapat menyempurnakan puasanya pada hari itu dan yang mengaruniai kesehatan serta kekuatan untuk dapat menunaikan ibadah selengkapnya pada hari itu. Kegembiraannya dalam itu adalah ibadah, karena bersyukur kepada Allah SWT adalah ibadah, sama dengan zikir (ingat kepada Allah SWT). Mengenai kegembiraannya saat berjumpa dengan Allah SWT pada Hari Kiamat, ialah ketenteraman hati dan keyakinannya yang kuat akan janji Allah SWT, bahwa amal ibadahnya itu akan diterima baik, berupa pahala besar yang dapat disaksikannya sendiri di akhirat. Mengenai kegembiraan itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
وإنّ للصائم فرحتين : إذا أفطر فرح وإذا لقي الله فرح
“Orang yang berpuasa beroleh dua kegembiraan. Pada waktu berbuka puasa ia gembira, dan kelak pada waktu berjumpa dengan Allah ia pun bergembira.” (Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahihya).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani