Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memberitahu, bahwa puasa adalah zakatnya badan (zakatul-jasad). Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
لِكُلِّ شَيْىءٍ زَكَاةٌ وَزَكَاةُّ الجَسَدِ الصَّومُ وَالصِّيَامُ نِصْفُ الصَّبْرِ
“Segala sesuatu ada zakatnya. Zakatnya badan adalah puasa, dan puasa adalah separuh kesabaran.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Keistimewaan juga bagi orang-orang berpuasa, karena Allah SWT mengkhususkan bagi mereka, bahwa puasa Ramadhan adalah sarana bagi pengampunan dosa. Mengenai itu Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang salat malam pada lailatul-qadr semata-mata karena iman dan demi keridaan Allah, ia diampuni sebagian dari dosa-dosanya yang terdahulu. Dan barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan semata-mata iman dan demi keridaan Allah, ia (pun) diampuni sebagian dari dosa-dosanya yang terdahulu.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani