Di antara beberapa keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ialah, “Jika seorang hamba telah bertobat, Allah Jalla wa ‘Ala membuat lupa para malaikat yang menghitung-hitung keburukan hamba-hamba-Nya, dan membuat lupa pula semua anggota tubuhnya hingga tak ada lagi bekas-bekas yang membuktikan keburukan perbuatannya. Dengan demikian pada saat dihadapkan kepada Allah di Hari Kiamat, tak ada saksi-saksi yang membuktikan dosa kesalahannya.” (Hadits diriwayatkan oleh Al-AshbahanI).
Sebuah Hadits menuturkan, “Orangyang sudah bertobat dari dosa sama dengan orangyang tidak berdosa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Thabrani).
“Menyesal saja sudah merupakan tobat.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Shahih-Nya).
Mengenai itu Ummul Mukminin ‘A’isyah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah berkata, “Setiap Allah mengetahui ada seorang hamba yang menyesali perbuatan dosanya, Allah mengampuninya sebelum ia mohon ampunan kepada-Nya.” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim).
Allah SWT sendiri telah memberi kabar gembira kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, bahwa dengan kasih sayang-Nya Dia berkenan menerima tobat, bahkan mendorongnya agar tidak putus asa dan menanamkan harapan di dalam hati orang-orang durhaka. Mengenai itu Allah SWT telah berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Kuyang (berbuat) melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sungguhlah, Allah berkenan mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani