Memberi Makan Orang Lapar adalah Kebiasaan Terbaik di dalam Agama Islam bagian ke-7
Imbalan pahala demikian itu adalah lestari dan berlaku terus-menerus hingga sangat besar manfaatnya bagi pengamalnya setelah berada di dalam kubur. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam telah menyatakan:
سبع تجري للعبد بعد موته وهو في قبره : من علم علما او كرى نهرا او غرس نخلا او بنى مسجدا او ورث مصحفا او ترك ولدا يستغفر له بعد موته
“Tujuh hal yang pahalaya berlangsung terus-menerus bagi seorang hamba Allah setelah ia wafat dan berada di dalam kuburnya: Orang yang mengajarkan ilmu, yang menyewa parit, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan Alquran (mushhaf), atau meninggalkan seorang anak yang memohonkan ampunan baginya setelah wafat.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar).
Ketika Sa’ad menanyakan kepada beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam dengan apa ia bersedekah untuk ibunya? Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab, “Engkau harus bersedekah dengan air.” (Hadis marfu’ diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath).
Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menekankan fadhilah pemberian minum dengan cara penggalian sumur dan mengalirkan (mendistribusikan) airnya kepada orang-orang yang ddak mampu sebagai pertolongan. Mengenai itu Rasulullah menyatakan, “Barangsiapa yang menggali air (sumur) untuk (menolong) makhluk hidup yang tidak mampu mendapatkan air minum, baik ia itu jin, manusia maupun unggas; Allah akan memberikan pahala kepadanya pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Khuzaimah).
Banyak orang menggunakan air untuk upaya pengobatan (penyembuhan penyakit), sebagai sarana untuk menangkal musibah dan untuk menghilangkan jenis-jenis penyakit.
Ali bin Al-Hasan bin Syaqiq menuturkan sebagai berikut, “Aku mendengar sendiri ketika ada seseorang minta kepada Ibnul-Mubarak (Abu Abdurrahman): Hai Abu ‘Abdurrahman, sudah tujuh tahun lamanya lututku berkudis. Sudah kuobati dengan berbagai macam obat, dan sudah kutanyakan juga kepada beberapa orang tabib, tetapi tidak ada hasilnya.” Abu ‘Abdurrahman menjawab, “Cobalah engkau pergi untuk melihat suatu tempat di mana banyak orang membutuhkan air. Kemudian galilah sumur di sana. Kuharap di sana akan terdapat mata air, yang airnya dapat menahan keluarnya darah dari kudismu itu.” Orang yang bertanya itu segera melakukan apa yang didengarnya dari Abu Abdurrahman, dan ternyata benar apa yang dikatakan olehnya. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani