Memberi Makan Orang Lapar adalah Kebiasaan Terbaik di dalam Agama Islam bagian ke-5
Dalam riwayat lain dituturkan sebagai berikut. Tsabit Al-Bannani menuturkan kisah riwayat dari Anas r.a. yang mendengarnya sendiri, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam mengatakan seperti berikut, “Pada Hari Kiamat ada seorang dari penghuni surga yang sedang melihat-lihat para penghuni neraka. Tiba-tiba ada seorang dari penghuni neraka memanggil-manggilnya, ‘Hai Fulan, apakah engkau mengenalku?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak mengenalmu, siapakah engkau?’ Si penghuni neraka menyahut, ‘Aku yang ketika di dunia dahulu engkau pernah bertemu denganku, kemudian engkau minta kepadaku seteguk air minum, lalu kuberi.’ Si penghuni surga menjawab, ‘Ya, aku mengenalmu.’ Si penghuni neraka berkata, ‘Kalau begitu, tolonglah aku di sisi Tuhanmu.’ Si penghuni surga lalu mohon kepada Allah Jalla Dzikruhu. Ia berkata kepada Tuhan, ‘Pada waktu aku sedang melihat-lihat neraka tiba-tiba ada seorang penghuninya memanggil-manggilku. Ia bertanya: Apakah engkau mengenalku? Aku menjawab: Tidak, aku tidak mengenalmu, siapakah engkau?’ Si penghuni neraka itu menjawab, ‘Aku adalah orang yang pernah bertemu denganmu di dunia, kemudian engkau minta seteguk air minum kepadaku, lalu engkau kuberi. Maka berilah pertolongan untukku di sisi Tuhanmu, tolonglah aku dalam hal itu.’ Si penghuni surga lalu mohon pertolongan kepada Allah bagi temannya. Kemudian Allah memerintahkan agar si penghuni neraka itu dikeluarkan.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Memberi makan orang lapar dan memberi minum orang keharusan, fadhilah-nya dapat membuat orang tidak perlu melakukan amalan-amalan berat, yang kadang-kadang berada di luar kesanggupannya.
Sebuah hadis mengisahkan: Seorang Arab pegunungan datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam, kemudian berkata, “Beritahulah aku perbuatan apa yang dapat mendekatkan diriku kepada surga dan menjauhkan dari neraka.” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bertanya, “Apakah dua hal itu meresahkan-mu?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata, “Berbicara adil (benar) dan memberi kelebihan (harta) kepada kaum miskin.” Ia menyahut, “Wallahi, aku tidak dapat berbicara adil setiap waktu dan aku pun tidak dapat memberikan kelebihan harta yang ada padaku.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata, “Kalau begitu, berilah makan orang yang lapar dan sebarluaskan ucapan salam!” Ia menjawab, “Itu pun amat berat bagiku!” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bertanya, “Apakah engkau mempunyai unta?” Ia menjawab, “Ya.” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam lalu berkata, “Lihatlah betinanya dan perahlah susunya lalu antarkan (berikan) kepada keluarga yang kekurangan air minum. Mudah-mudahan unta betinamu tidak cepat mati dan susunya pun tidak berhenti sampai engkau berhak atas surga.” Orang Arab pegunungan itu lalu beranjak pergi untuk melaksanakan petunjuk beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam hingga mencapai usia tinggi. Pada akhirnya ia gugur sebagai pahlawan syahid (dalam peperangan membela agama Allah). (Kisah tersebut diriwayatkan oleh Thabrani dan Al-Baihaqi serta diketengahkan oleh Ibnu Khuzaimah secara ringkas).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani