Sedekah Mendinginkan Panas dalam Kubur bagi Orang yang Bersedekah
‘Uqbah bin ‘Amir menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menyatakan:
ان الصدقة لتطفئ عن اهلها حر القبور وانما يستظل المؤمن يوم القيامة في ظل صدقته
“Sungguhlah, sedekah memadamkan (mendinginkan) panasnya kubur bagi orang yang bersedekah. Pada Hari Kiamat orang beriman akan berteduh di bawah naungan sedekahnya.”
Hadis tersebut bermakna, bahwa Allah SWT dengan sedekah yang dikeluarkan oleh hamba-Nya Dia akan membuat panasnya kubur menjadi sejuk. Itu sebelum hari kiamat. Hadis tersebut menunjukkan, bahwa sedekah bermanfaat di dalam tiga alam kehidupan: Alam dunia, alam akhirat, dan alam barzakh.
Dijanjikan bagi orang yang bersedekah, bahwa ia akan beroleh kebajikan lebih banyak dan fadhilah-nya pun akan kembali kepadanya. Di dalam sebuah hadis qudsi (wahyu Ilahi kepada Rasul-Nya) Allah SWT bersabda: يا عبادي انفق انفق عليك (Hai hamba-Ku, berinfaklah, niscaya Aku berinfak kepadamu)—muttafaq alaihi. Maknanya adalah: Jika engkau menginfakkan hartamu niscaya Kuganti harta yang engkau infakkan itu. Demikianlah, hadis qudsi tersebut menggambarkan kesepadanan antara rezeki yang diinfakkan dan rezeki imbalan yang diterima oleh orang yang bersedekah.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menyatakan:
يا ابن آدم انك تبذل الفضل خير لك وان تمسك شر لك ولا تلام على كفاف وابدأ بمن تعول واليد العليا خير من اليد السفلى
“Hai anak Adam, mengeluarkan (menginfakkan) kelebihan (hartamu) adalah lebih baik bagimu, dan menahannya adalah suatu kejahatan (syarr) bagimu. Engkau tidak tercela (hidup) karena kafaf (tidak membutuhkan pertolongan orang lain). Mulailah dengan infak kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Dan (ketahuilah bahwa) tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (yang menerima).” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Orang yang bersedekah senantiasa dikaruniai nikmat Ilahi, sehingga penghidupannya menjadi tenang dan tenteram, hidupnya selamat sejahtera dan keadaannya pun terpuji. Dalam sebuah hadis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata:
مثل البخيل والمنافق كمثل رجلين عليهما جنتان من حديد من ثديهما الى تراقهما. فاما المنفق الا سبغة او وفرت على جلده حتى تخفي بنانه وتعفو اثره. واما البخيل فلا يريد ان ينفق شيئا الا لزمت كل حلقة مكانها فهو يوسعه فلا تتسع
“Perumamaan antara orang yang kikir dan orang (suka) berinfak adalah ibarat dua orang yang sama-sama memakai junnah (baju perisai terbuat dari rajutan rantai besi)—menurut hadis yang lain, bukan junnah melainkan jubah—yang menutup bagian badannya dari dada sampai kerongkongannya (pangkal lehernya). Orang yang (gemar) berinfak, setiap ia mengeluarkan infaknya terasa semakin lebar dan longgar hingga dapat menutupi jari-jemarinya dan tidak kelihatan bekasnya. Sedangkan orang yang kikir, karena ia tidak mau menginfakkan sesuatu, maka setiap mata rantai dari junnah-nya tetap tidak berubah. Ia berusaha keras melonggarkan junnahnya, namun tidak dapat melonggar.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani