Sedekah Pintu Kebajikan yang Terbaik bagian Ke-3
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam sebagai seorang Nabi dan Rasul, ucapan dan kata-katanya tidak timbul dari selera nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya. Yang menentukan qadha dan takdir itulah yang melalui Rasul-Nya memberitahu kita, bahwa Dia telah menentukan qadha dan takdir, bahwa sedekah itu dapat menangkal musibah (bala).
Banyak bersedekah mendatangkan kecukupan rezeki untuk dapat memenuhi kebutuhan, dan juga menjadi sebab datangnya keberuntungan, keberhasilan, dan kesembuhan serta tercapainya cita harapan.
Jabir bin ‘Abdullah r.a. menuturkan: Pada suatu hari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam dalam khutbahnya yang ditujukan kepada kami (ia bersama sahabat Nabi lainnya) menyatakan:
يا ايهاالناس توبوا الى الله قبل ان تموتوا وبادروا بالاعمال اتلصالحة قبل ان تشغلوا وصلوا الذي بينكم وبين ربكم بكثرة ذكركم له وكثرة الصدقة في السر والعلانية ترزقوا وتنصروا وتجبروا
“Hai manusia, hendaklah kalian bertobat kepada Allah sebelum mati dan segeralah banyak berbuat kebajikan sebelum kalian disibukkan (dengan yang lain) dan sambunglah (hubungan) yang ada antara kalian dan Tuhan kalian dengan banyak-banyak berzikir (ingat kepada-Nya) dan dengan banyak-banyak bersedekah, tertutup dan terbuka (dengan melaksanakan semuanya itu) niscaya kalian akan diberi banyak rezeki, akan ditolong dan diberi penggantinya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam at-Targhib).
Dengan bersedekah orang berarti menjotos (memukul) hidung setan, bahkan membuat marah tujuh puluh setan, yang semuanya berusaha keras agar manusia tidak mau bersedekah serta membagus-ba-guskan pikiran yang pantang bersedekah. Mengenai itu Buraidah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam telah berkata:
لايخرج رجل شيئا من الصدقة حتى يفك عنها لحيى سبعين شيطان
“Sedekah apa pun yang dikeluarkan oleh seseorang, berarti ia mencabut janggutnya tujuh puluh setan.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya).
Sebuah hadis mauquf yang diriwayatkan berasal dari Abu Dzar r.a. menyebut:
ما خرجت صدقة حتى يفك عنها لحيا سبعين شيطانا كلهم ينهى عنها
“Setiap sedekah yang dikeluarkan berarti mencabut janggut tujuh puluh setan yang semuanya hendak mencegahnya.” (Lihat at-Targhib).
Ada pula riwayat hadis yang menyebut, bahwa sedekah dapat menangkal cobaan (fitnah) yang dihadapi oleh seorang suami mengenai isteri dan anak-anaknya. Disebut juga bahwa uluran tangan (memberi pertolongan) kepada orang miskin dapat menghindarkan orang dari mati dalam keadaan buruk. Atas dasar itulah seorang tunanetra bernama Haritsah merentangkan tali dari mushalanya sampai ke pintu kamarnya. Di dekat ujung tali yang berada di kamarnya ia menaruh sebuah wadah berisi buah kurma. Apabila ada orang miskin datang dan mengucapkan salam, Haritsah mengambil setandan kurma lalu disangkutkan pada ujung tali. Dengan menarik tali itu dari ujungnya yang lain ia dapat menerimakan buah kurma kepada orang miskin yang meminta-minta. Keluarga Haritsah minta agar mereka saja yang memberikan kurma itu kepada si miskin, tetapi Haritsah menjawab, “Uluran tangan kepada orang miskin dapat menghindarkan kematian dalam keadaan buruk.”
Pahala sedekah dicatat sebelum sedekah itu jatuh di tangan orang miskin, dan terus bertambah berlipat ganda sampai yang dikehendaki Allah SWT. Demikian itulah makna ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam yang mengatakan:
ان الرجل اذا تصدق فانها تقع في يد الرحمن ويربيها حتى تصير مثل جبل احد
“Jika orang bersedekah, sungguhlah bahwa sedekahnya itu jatuh di tangan Yang Maha Penyayang (Ar-Rahman). Sedekah itu dipupuk (demikian rupa) hingga menjadi sebesar Gunung Uhud.”
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani