Fadhilah Penunaian Zakat Bagian Ke-3
Zakat adalah salah satu dari beberapa saham agama Islam yang berjumlah delapan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam memberitahu kita bahwa agama Islam mempunyai delapan saham. Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata:
الاسلام ثمانية اسهم : الاسلام سهم والصلاة سهم والزكاة سهم الصوم سهم وحج البيت سهم والامر بالمعروف سهم والنهي عن المنكر سهم والجهاد في سبيل الله سهم وقد خاب من سهم له
“Agama Islam mempunyai delapan saham: Islam satu saham. Salat satu saham. Zakat satu saham. Puasa satu saham. Ibadah haji satu saham. Amr ma’ruf satu saham. Nahi munkar satu saham. Jihad di jalan Allah satu saham. Gagallah orang yang tidak mempunyai saham.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar sebagai hadis marfu’. Diriwayatkan juga oleh Yazld bin Atha Al-Basykarl, Abu Ya’la, Hudzaifah, dan Ad-DaruquthnI).
Di antara banyak fadhilah zakat ialah bahwa barangsiapa yang menunaikan zakat hartanya berarti ia menghilangkan kejahatan dari dirinya sendiri. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menyatakan:
اذا اديت زكاة مالك فقد اذهبت عنك شره
“Bila engkau telah menunaikan zakat hartamu (berarti) engkau telah menghilangkan kejahatan (yang pada harta itu) dari dirimu sendiri.” (Diriwayatkan oleh Thabranl dan Ibnu Khuzaimah).
Yang dimaksud kejahatan yang ada pada harta adalah bahwa pemilih harta itu akan selamat dari azab kubur. Ia tidak akan dililit oleh ular jantan botak yang menggigitnya, dan tidak dikenakan azab seperti yang dialami oleh orang yang tidak menunaikan zakat. Demikianlah menurut apa yang pernah dikatakan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam, bahwa:
مثل له يوم القيامة بشجاع اقرع له زبيبتان يطوقه يوم القيامة ثم يأخذ بلهز متيه (شدقيه) ثم يقول : انا مالك انا كنزك. ثم تلا صلى الله عليه وسلم :
“Bagi orang yang tidak menunaikan zakat pada Hari Kiamat kelak akan diserupakan baginya seekor ular jantan botak. Pada saat itu (Hari Kiamat) akan digantungkan (dikalungkan) dua potong keju (zubdatan) dalam tenggorokannya, lalu ular jantan itu akan menyerang dan mengambilnya (dari tenggorokan) sambil berucap: ‘Aku adalah harta kekayaanmu, aku inilah harta simpananmu.'” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam kemudian membaca ayat Alquran:
ولا يحسبن الذين يبخلون بما اتاهم الله من فضله هو خير لهم بل هو شر لهم سيطوقون ما بخلوا به يوم القيامة ولله ميراث السماوات والارض والله بما تعملون خبير
Janganlah sekali-kali menyangka, bahwa orang-orang kikir dengan harga yang dikaruniakan Allah kepada mereka itu perbuatan baik. Sebenarnya kekikiran itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikiri itu akan dikalungkan pada leher mereka kelak pada Hari Kiamat. Adalah milik Allah segala warisan yang ada di langit dan di bumi, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat. (QS. Alu ‘Imran: 180). (Hadis diriwayatkan oleh Bukhari).
Makna ayat tersebut adalah: Janganlah orang-orang yang kikir itu mengira bahwa kekikiran mereka itu baik akibatnya bagi mereka. Bahkan sebaliknya, itu amat buruk bagi mereka, karena kekikirannya itu justru akan mendatangkan hukuman azab atas diri mereka sendiri.
Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman: Pada Hari Kiamat, harta yang mereka bakhil-kan (kikirkan) kelak akan dikalungkan pada leher mereka—Surah Alu ‘Imran: 180. Tegasnya adalah siapa pun orangnya yang tidak menunaikan kewajiban menzakati hartanya, pada Hari Kiamat kelak akan melilitkan ular naga pada lehernya.
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani