Fadhilah Penunaian Zakat Bagian Ke-2
Nabi kita, Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menanggung (menjamin) orang akan masuk surga jika ia menunaikan pengamalannya secara benar. Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menyatakan:
اكفلوا لى بستة اكفل لكم بالجنة . قلت : ما هي يا رسول الله ؟ قال : الصلاة والزكاة والامانة والفرج والبطن واللسان
“Berilah tanggungan (jaminan) kepadaku mengenai enam (soal), kalian niscaya kutanggung (kujamin) masuk surga.” Aku (seorang sahabat) bertanya, “Apa saja, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Salat, zakat, amanat, al-farj (alat kelamin perempuan), perut dan lidah.” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Ausath).
Ada seorang minta kepada Nabi kita, Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam “Beritahulah aku suatu amal (perbuatan) yang dapat memasukkan diriku ke dalam surga.” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab, “Engkau bersembah sujud kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, menegakkan salat, mengeluarkan zakat, dan silaturahmi (menjaga hubungan baik dengan karib-kerabat).” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat hadis yang lain, orang tersebut minta, “Ya Rasulullah, tunjukkan aku amal perbuatan apa yang jika kulakukan, aku akan masuk surga.” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab, “Engkau bersembah sujud kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, menegakkan salat fardhu, mengeluarkan zakat sebagaimana yang telah diwajibkan, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” Beliau lalu melanjutkan, “Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, itu tidak kutambah dan tidak kukurangi.” Setelah orang itu beranjak pergi beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam berkata (kepada para sahabat), “Barangsiapa ingin sekali melihat seorang dari ahli surga (penghuni surga) hendaklah ia melihat kepada orang itu!” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Seorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam memberitahu bahwa ia mempunyai banyak harta dan banyak keluarga. Ia berkata, “Ya Rasulullah, beritahulah aku, bagaimana saya harus berbuat dan berinfak?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab, “Keluarkanlah zakat dari hartamu, karena itu merupakan penyucian yang akan menyucikan dirimu; jagalah silaturrahmi dengan karib-kerabatmu; dan hendaklah engkau menyadari apa yang menjadi hak orang miskin, tetangga dan orang yang meminta-minta.” (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal).
Zakat adalah jembatannya agama Islam, demikian kata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam Yang beliau maksud adalah pada Hari Kiamat kelak seorang Muslim akan berjalan melewati sebuah jembatan yang terentang di atas neraka Jahannam. Orang yang mengeluarkan zakat ia akan dapat menyeberanginya, sedangkan orang yang tidak mengeluarkan zakat pada saat tiba dijembatan itu ia tidak dapat melewatinya dan pada akhirnya akan jatuh ke dalam neraka Jahannam.
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani