Keutamaan Duduk di Masjid Sesudah Shalat Subuh dan Ashar Ke-3
Orang yang usai shalat Subuh, dalam keadaan masih melipat dua belah kakinya (seperti duduk waktu shalat) dan belum berbicara, lalu mengucapkan, “La ilaha ilallah wahdahu la syarika lahu, lahul-mulku wa lahul-hamdu yuhyi wa yumitu wa huwa ‘ala kulli syain qadir (Tiada tuhan selain Allah Maha Esa dan tiada sekutu [mitra] apa pun bagi-Nya, kerajaan [kekuasaan] dan puji syukur bagi-Nya. Dialah Yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa berbuat segala sesuatu).Orang yang mengucapkan kalimat tersebut sepuluh kali, maka Allah SWT menganugerahkan kepadanya sepuluh kebajikan dan menghapuskan sepuluh keburukannya; Allah SWT meninggikan derajatnya sepuluh kali dan pada hari itu sepenuhnya (siang-malam) ia terpelihara dari segala hal yang makruh (yang tidak disukai), terlindungi dari godaan setan dan dimaafkan keterpurukannya di dalam dosa, kecuali syirk billahi Ta’ala (menyekutukan Allah SWT dengan yang lain).” (Diriwayatkan oleh Turmudzi sebagai hadits hasan, gharib shahih—yakni hadits baik, tidak terkenal dan sahih).
Riwayat hadits yang lain menuturkan, “Orang yang mengucapkan zikir tersebut sepuluh kali sesudah shalat Maghrib, Allah SWT mendatangkan kepadanya maslahah (“kekuatan bersenjata”, yakni sejumlah malaikat) untuk melindunginya dari rongrongan setan hingga pagi hari, dan Allah SWT menganugerahkan kepadanya sepuluh kebajikan besar dan menghapuskan keburukan-keburukannya yang merusak. Kemudian ia akan beroleh pahala sebesar pahalanya orang yang membebaskan (memerdekakan) sepuluh budak perempuan beriman.” (Diriwayatkan oleh An-Nasa’I dan Turmudzi).
Menurut riwayat hadits yang lain, sesudah kalimat wa lahul-hamdu terdapat tambahan kalimat biyadihil-khair (segala kebajikan) berada di dalam kekuasaan Allah.
Dalam riwayat yang lain lagi disebut, “Setiap satu kali mengucapkan zikir tersebut pahalanya sebesar pahala memerdekakan seorang budak keturunan Isma’il, yang harga setiap budaknya sebesar 12.000 (dua belas ribu—tidak disebut dinar atau dirham—penerj).
Ada pula riwayat hadits yang mengatakan, “Orang yang mengucapkan zikir tersebut seratus kali, maka pada hari itu ia menjadi orang yang paling afdhal amalnya di antara semua penghuni bumi, kecuali orang yang mengucapkan zikir seperti yang diucapkannya itu, atau lebih banyak dari yang diucapkannya.” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Ausath).
Kesimpulan dari hadits-hadits tersebut di atas ialah, bahwa berkah akan didapat seorang Muslim yang mengamalkan zikir tersebut asalkan dilakukan usai shalat Subuh dan shalat Maghrib, langsung sebelum ia berbicara (bercakap-cakap) dan masih tetap dalam keadaan duduk seperti pada saat sedang shalat. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka Allah SWT akan memberikan kepadanya tujuh keberuntungan:
(1) Tercatat baginya banyak kebajikan;
(2) Dihapuskan keburukan-kebu-rukannya;
(3) Ditambah ketinggian derajatnya;
(4) Mendapat pahala memerdekakan budak;
(5) Terlindungi dari rongrongan setan;
(6) Selamat dari musibah; dan
(7) Dibersihkan dari cacat kekurangan dan kelemahan serta selamat dari siksa azab.
Jadi, orang yang selalu mengamalkan wirid atau zikir seperti itu setiap hari, Allah SWT mengaruniainya tambahan kebajikan berlipat ganda, menghapuskan keburukan-keburukannya, dihindarkan dari musibah, terjaga dari berbagai kejadian yang buruk (seperti bencana, malapetaka, dsb.), terjauhkan dari hal-hal yang tidak menyenangkan dan dari bisikan setan (waswasul-khannas). Dengan demikian maka setan tidak mendapat kesempatan untuk menggoda dan menyesatkannya. Selain itu, ia bahkan diamankan dari berbagai dosa sepanjang hari itu, kecuali dosa ilhad (mengingkari Allah SWT dan dosa menyekutukan Allah SWT dengan yang lain). Mengamalkan wirid atau zikir tersebut di atas sebenarnya ringan dan mudah, namun pengamalnya mendapat pahala amat besar dari Allah SWT.
Selain wirid atau zikir tersebut ada lagi wirid atau zikir yang perlu diucapkan tiga kali usai shalat Subuh dan tiga kali usai shalat Ashar. Yaitu, “Astaghfirullah alladzi la ilaha illa huwa al-hayyu al-qayyum wa atubu ilaih (Aku mohon ampunan Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Hidup Kekal dan terus-menerus mengurus makhluk ciptaan-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya). Orang yang mengamalkan wirid atau zikir tersebut ia dibersihkan dari dosa kesalahannya kendatipun sebanyak buih samudera.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Sumber : Terjemah. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani