Fadhilah Menjaga Baik-Baik Pengamalan Shalat-shalat Sunnah Rawatib Dua Belas Rakaat ke-1
Kemuliaan umat Nabi Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam antara lain ialah fadhilah dan pahala yang diberikan Allah SWT kepada orang yang mengamalkan shalat-shalat sunnah.
Hikmah disyariatkannya shalat-shalat sunnah (nawafil) adalah untuk menyempurnakan shalat-shalat fardhu bila terdapat kekurangan. Demikianlah menurut hadits-hadits di dalam Sunan Abu Dawud dan lain-lain. Dengan mendahulukan shalat sunnah juga dimaksud agar orang menyegerkan badan sehingga dapat mencurahkan perhatian sepenuhnya menghadapi shalat fardhu. Oleh karena itu adalah sangat disukai jika shalat malam dimulai dengan dua rakaat yang ringan.
Banyak sekali keutamaan, fadhilah, keistimewaan, dan kebaikan yang terdapat dalam shalat-shalat nawafil. Antara Iain, orang yang menjaga baik-baik pengamalan dua belas rakaat shalat nawafil, Allah akan membuatkan rumah baginya di dalam surga. Riwayat lain menyebut, “ia masuk surga”.
Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan—radhiyallahu anhum— menuturkan, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ما من عبد مسلم يصلى لله تعالى في كل يوم ثنتي عشرة ركعة تطوعا غير فريضة الا بنى الله تعالى له بيتا في الجنة
“Seorang Muslim hamba Allah yang shalat lillahi Ta’ala setiap hari dua belas rakaat sebagai shalat tathawwu (shalat sunnah atau shalat nafilah atau shalat nawafil) selain shalat fardhu, Allah akan membuatkan rumah baginya di salam surga (atau: akan dibuatkan rumah baginya di dalam surga).” (Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’I , dan Turmudzi).
Shalat-shalat nafilah (nawafil) yang dimaksud adalah: empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah ‘Isya’, dan dua rakaat sebelum shalat Subuh.
Siti ‘A’isyah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
من ثابر على ثنتي عشرة ركعة فى اليوم والليلة دخل الجنة ,اربعا قبل الظهور وركعتين بعدها وركعتين بعد المغرب وركعتين بعد العشاء وركعتين قبل الفجر
“Barangsiapa terus-menerus mengamalkan (shalat nawafil) dua belas rakaat sehari-semalam ia masuk surga: Empat rakaat sebelum shalat Dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat Maghrib, dua rakaat sesudah ‘Isya’, dan dua rakaat sebelum shalat Fajar (shalat Subuh).” (Diriwayatkan oleh An-Nasa’I, Turmudzi, dan Ibnu Majah).
Dua rakaat shalat Fajar (Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya. Siti ‘A’isyah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها – وفي رواية مسلم – لهما احب الي من الدنيا جميعا
“Dua rakaat shalat Fajar (Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisi-nya.” Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam mengatakan, “Dua rakaat itu lebih kusukai daripada dunia seluruhnya.”
Yang beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam maksud dengan “dunia seluruhnya” ialah segala macam kesenangan dan keindahannya, karena pahala dua rakaat itu adalah kekal. Berbaring istirahat usai shalat Fajar adalah sunnah. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata, “Sesudah shalat Fajar hendaknya kalian berbaring miring ke kanan.”
Sumber : Terjemah. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani