Kemuliaan dan Keutamaan Orang-orang yang Shalat Malam (Bertahajud) Ke-5
Ibnu ‘Abbas r.a. meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata (menganjurkan):
طهروا هذه اجساد طهركم الله فانه ليس من عبد يبيت طاهرا الا بات معه في شعاره ملك لا يتقلب ساعة من الليل الا قال : اللهم اغفر لعبدك فانه بات طاهرا
“Sucikanlah jasad (badan) ini, niscaya Allah menyucikan kalian. Karena jika seorang hamba Allah tidur malam dalam keadaan suci niscaya malaikat mendampinginya. Pada saat di malam hari itu ia berbalik badan, malaikat berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini, karena ia tidur dalam keadaan suci.'” (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al-Ausath).
Apabila ia bangun dari tidurnya di malam itu, doanya terkabul. mu’adz bin jabal r.a menuturkan, bahwasannya Rasulullah saw, berkata :
ما من مسلم يبيت طاهرا فيتعار من الليل فيسأل الله خيرا من امر الدنيا والاخرة الا أعطاه الله اياه
“Orang Muslim yang tidur malam, lalu terbangun (terjaga) di tengah malam, kemudian ia minta kepada Allah kebaikan urusannya di dunia dan akhirat, niscaya Allah akan memberinya.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’I, dan Ibnu Majah).
Dalam suatu riwayat hadits Abu Umamah r.a. mengatakan, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyatakan:
من اوى الى فراشه طاهرا يذكر الله حتى يدركه النعاس لم يتقلب ساعة من الليل يسأل الله خيرا من خير الدنيا والاخرة الا أعطاه اياه
“Barangsiapa yang menghampiri tempat tidurnya dalam keadaan suci dan berzikir menyebut Allah hingga kantuk (dan tertidur) dan berbalik badan sesaat pada malam itu minta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhiratnya, niscaya Allah memberinya.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).
Keutamaan lainnya lagi yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam ialah, bahwa orang beriman mendapat pahala shalat malam (pada malam itu), meskipun ia tertidur pulas dan tidak bangun. Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ما من امرئ تكون صلاة الليل فيغلبه عليها نوم الا كتب الله اجرا صلاته وكان نومه عليه صدقة
“Orang yang sudah berniat shalat malam, tetapi kemudian ia tertidur (ketiduran), Allah tetap memberinya ganjaran pahala atas shalat (yang telah diniatinya itu), dan tidurnya itu dinilai sebagai sedekah atas dirinya.” (Diriwayatkan oleh Malik, Abu Dawud, dan An-Nasa’I).
Dalam hadits yang lain disebut, “Tidurnya itu adalah sedekah dari Tuhan untuknya.” (Diriwayatkan oleh An-Nasa’I dan Ibnu Khuzaimah).
Dalam riwayat yang lain lagi disebut, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ما من عبد يحدث نفسه بقيام ساعة من الليل فينام عنها الا كان نومه صدقة تصدق الله بها عليه وكتب له اجر ما نوى
“Seorang hamba Allah yang berbicara dengan dirinya sendiri (yakni sudah menyatakan niatnya) hendak shalat malam, tetapi kemudian ia tertidur, maka tidurnya adalah sedekah dari Allah baginya, dan atas niatnya itu dicatat satu ganjaran pahala baginya.”
Sumber : Terjemah. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani