Kemuliaan dan Keutamaan Orang-orang yang Shalat Malam (Bertahajud) Ke-3
Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim terdapat sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a. yang menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ينزل ربنا كل ليلة الى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الاخر فيقول : من يدعونى فاستجيب له . من يسألني فاعطيه ومن يستغفرونى فاغفرله
“Setiap malam Tuhan kita turun ke langit dunia hingga saat-saat sepertiga malam.terakhir. (Pada saat itulah) Allah bersabda, ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku, doanya terkabul! Siapa yang mohon kepada-Ku ia akan Kuberi! Siapa yang mohon ampunan kepada-Ku ia akan Kuampuni!'”
Orang yang shalat malam tercatat (dan termasuk) orang-orang yang banyak berzikir, lelaki ataupun perempuan. Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a. dan Ubaiy bin Ka’ab r.a, yang menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
اذا ايقظ الرجل اهله من الليل فصليا او صلى ركعتين جميعا كتبا من الذاكرين والذاكرات
“Jika seorang suami membangunkan isterinya di tengah malam, kemudian dua-duanya shalat, atau shalat dua rakaat berjamaah, dua-duanya tercatat (termasuk) orang-orang—lelaki dan perempuan— yang banyak berzikir.“
Orang yang shalat malam lalu membangunkan isterinya untuk shalat di tengah malam, dua-duanya berhak mendapat rahmat dan dapat dipastikan beroleh maghfirah (ampunan). Abu Dawud r.a. meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah r.a. yang menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyatakan:
رحم الله رجلا قام من الليل فصلى وايقظ امرأته , فان ابت نضح رش فى وجهها الماء ورحم الله امرأة قامت فى الليل فصلت وايقظت زوجها فان ابى نضحت فى وجهه الماء
“Allah melimpahkan rahmat kepada seorang (suami) yang bangun tengah malam lalu shalat, kemudian membangunkan isterinya. Jika isterinya itu tidak mau dibangunkan, cipratilah mukanya dengan air. Dan Allah melimpahkan rahmat kepada seorang perempuan (isteri) yang bangun tengah malam lalu shalat, kemudian membangunkan suaminya. Jika suaminya tidak mau dibangunkan cipratilah mukanya dengan air.”
Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam yang mengatakan:
ما من رجل يستيقظ فيوقظ امراته فان غلبها النوم نضح فى وجهها الماء فيقومان في بيتها فيذكران الله غز وجل ساعة من الليل الا غفر لهما
“Suami yang bangun tengah malam hendaklah ia membangunkan isterinya. Jika isterinya itu kepulesan tidur cipratilah mukanya dengan air. Setelah dua-duanya bangun hendaklah mereka berzikir menyebut Allah ‘Azza waJalla selama beberapa saat di malam itu. (Dengan demikian) dua-duanya akan beroleh ampunan (maghfirah).”
Al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits—yang dinilainya sahih—ber-asal dari Abu ‘Ubaidah r.a. yang mengatakan, bahwa ‘Abdullah bin Salam mengatakan, “Termaktub di dalam Taurat, bahwa bagi orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur (yakni: bukan pemalas yang gemar tidur) Allah menyediakan sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, tidak pernah terbayang dalam hati manusia dan tidak diketahui malaikat muqarrab (malaikat yang didekatkan oleh Allah kepa-da-Nya) maupun oleh Nabi yang diutus Allah.” ‘Abdullah bin Salam melanjutkan, “Itu kami baca di dalam Alquran Al-Karim:
فلا تعلم نفس ما أخفي لهم من قرة اعين
Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka (berbagai nikmat) yang menyedapkan pandangan mata .… (QS. As-Saj-dah: 17)
Sumber : Terjemah. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani