Berbagai Fadhilah Shalat Jumat ke-3
Demikian juga pada waktu matahari mulai cenderung hampir terbenam hingga sepenuhnya terbenam. Mengenai itu Al-Mundziri mengatakan di dalam at-Targhib, bahwa Al-Hafidz Abu Bakar bin Al-Mundzir menyatakan, “Mereka (yakni para sahabat Nabi, kaum Tabi’in dan generasi sesudah mereka) berbeda pendapat mengenai waktu dikabulkannya doa di dalam hari Jumat. Ada riwayat hadis yang menuturkan, bahwa Abu Hurairah mengatakan, “Antara fajar menyingsing hingga matahari terbit, dan usai shalat ‘Ashar hingga matahari terbenam.” Sedangkan Al-Hasan Al-Bashri dan Abul’Aliyah mengatakan, “Pada saat matahari mulai bergeser ke barat.” Pendapat lain lagi mengatakan, “Pada saat seorang mu’azzin mengumandangkan azan shalat Jumat.” Tersebut belakangan itu diriwayatkan dari ‘A’isyah r.a.
Termasuk keutamaan hari Jumat juga, bahwa shalawat dan salam kepada Nabi Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam pada hari itu ditambah dan diperbanyak pahalanya. Mengenai itu Aus bin Aus r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyatakan:
ان افضل ايامكم يوم الجمعة فيه خلق الله آدم وفيه قبض وفيه النفحة وفيه صعقة فاكثروا من الصلاة علي فيه فان صلاتكم يوم الجمعة معروضة علي . قالوا : وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد ارمت ؟ – اي بليت بعد الموت – فقال صلى الله عليه وسلم : ان عز وجل حرم على الأرض ان تأكل اجساد الأنبياء
“Hari Jumat adalah termasuk hari-hari yang utama (afdhal) bagi kalian. Pada hari itulah Adam diciptakan Allah, pada hari itu Adam wafat, pada hari itulah tiupan (sangkakala) dan pada hari itu pula shaqah (sambaran petir—yakni terjadinya Hari Kiamat [?]). Karena itu hendaklah kalian banyak-banyaklah bersalawatuntukku. Sungguhlah bahwa shalawat kalian pada hari Jumat disampaikan kepadaku.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana shalawat kami akan disampaikan kepada Anda, sedangkan Anda sudah hancur (di dalam kubur)!” Beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menjawab, “Allah ‘Azm waJalla mengha-ramkan tanah makanjasadnya para Nabi.” (Menurut Al-Mundziri hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’i , Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Ahmad).
Abii Darda’ r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata mengajurkan:
اكثروا من الصلاة علي كل يوم الجمعة فانه مشهود تشهده الملائكة وان احدا لن يصلي علي الا عرضت علي صلاته حتى يفرغ منها . قال قلت: وبعد الموت ؟ – ان تعرض صلاتنا عليك يا رسول الله بعد الموت؟ قال : ان الله حرم على الأرض ان تأكل أجساد الأنبياء عليهم الصلاة والسلام
“Banyak-banyaklah bersalawat untukku setiap hari Jumat, karena hal itu tersaksikan oleh para malaikat. Orang yang bersalawat untukku, niscaya salawatnya itu disampaikan kepadaku hingga usai.” Saya (Abu Darda’) bertanya, “Bahkan sesudah mati pun shalawat kami disampaikan juga kepada Anda?” Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menjawab, “Allah mengharamkan tanah makan jasadnya para Nabi—alaihumush-shalatu was-salam.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan isnad baik).
Riwayat seperti itu diketengahkan juga oleh Al-Baihaqi dan lain-lain. Dari sebuah hadis yang dituturkan Ibnu ‘Abbas r.a., bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
اكثروا الصلاة علي في الليلة الغراء واليوم الأزهر ليلة الجمعة ويوم الجمعة
“Banyak-banyaklah bersalawat untukku pada (setiap) malam terang benderang dan hari yang cerah, (yaitu) malam Jumat dan hari Jumat.”
Sementara ada kaum ‘arifin (orang-orang arif) yang mengatakan,bahwa banyak-banyak shalawat itu batas minimumnya adalah tiga ratus atau empat ratus.
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani