Berbagai Fadhilah Shalat Jumat ke-1
Di antara kemuliaan yang dikaruniakan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam ialah mengkhususkan hari Jumat bagi umat ini sebagai Hari Raya (Hari Besar). Kekhususan dan keistimewaan serta fadhilahnya hari itu karena ada ketentuan shalat yang lebih meningkatkan nilai hari itu dan memuliakannya. Antara lain ialah penghapusan dosa. Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah menyatakan:
من توضأ فاحسن الوضوء ثم اتى الجمعة فاستمع وانصت غفر له ما بينه وبين الجمعة الأخرى وزيادة ثلاثة ايام . من مس الحصا فقد لغا
“Siapa yang berwudhu sebaik-baiknya lalu ia datang (ke masjid untuk) shalat Jumat, mendengarkah (khutbah) dan diam (tidak berbicara), diampuni dosanya yang dilakukan selama masa antara hari Jumat itu dan hari Jumat lainnya, ditambah dengan tiga hari. Dan barangsiapa yang mengusapusap botak maka sia-sialah shalatnya.”
Mengenai hadis tersebut An-Nawawi mengatakan, “Mengusap-usap botak atau perbuatan yang tak perlu lainnya dilarang pada saat khatib sedang berkhutbah.” Itu merupakan petunjuk dan isyarat, bahwa orang harus mendengarkan khutbah dengan sepenuh hati, perasaan, dan pikiran. Adapun yang dimaksud “sia-sia” ialah perbuatan batil, tercela, dan tak pantas.
Abu Ayyub Al-Ansharl r.a. menuturkan, ia mendengar Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
من اغتسل يوم الجمعة ومس من طيب ان كان عنده ولبس من احسن ثيابه ثم خرج حتى يصلى كان كفرة لما بينها وبين الجمعة الأخرى
“Orang yang mandi hari Jumat, memakai wewangian—-jika mempunyainya—dan memakai pakaiannya yang terbaik, kemudian ia berangkat (ke masjid untuk) shalat (Jumat), itu merupakan kajjarah (penebusan dosa) atas dosa-dosanya (yang terjadi di antara hari Jumat itu dan hari Jumat yang lain—yakni hari Jumat yang lalu atau hari Jumat berikutnya).” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahjh-nya).
Aus bin Aus r.a. menuturkan, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
من غسل يوم الجمعة واغتسل وبكر وابتكر ومشى ولم يركب ودنا من الإمام فاستمع ولم يلغ كان له بكل خطوة عمل سنة اجر صيامها وقيامها
“Barangsiapa yang membasuh badan, mandi, lalu ia segera berangkat berjalan kaki, tidak berkendaraan, lalu ia mendekati Imam, mendengarkan (khutbah) dan tidak melakukan perbuatan apa pun yang tak perlu, maka dari setiap ayunan langkahnya ia beroleh imbalan pahala setahun puasa, hari Jumat, dan shalatnya.”
Aus bin Aus r.a. juga menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah menyatakan:
الصلوات الخمس والجمعة الى الجمعة ورمضان الى رمضان مكفرات ما بينهن اذا جتنبت الكبائر
“Shalat lima waktu, shalat Jumat dari hari Jumat ke hari Jumat dan dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, semuanya itu menghapus dosa-dosa selamajangka waktu tersebut di atas, tidak termasuk dosa-dosa besar (kaba’ir).” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Shalat Jumat akan menerangi jalan pada Hari Kiamat bagi orang yang mengamalkannya.
Abu Musa Al-Asy’arl r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam mengatakan:
تحشر الأيام على هيئتها وتحشر الجمعة زهراء منيرة اهلها يحفون بها كالعروس تهدى الى خدر لها تضيء لهم يمشون في وضوءها الوانهم كالثلج بياضا وريحهم كالمسك يخوضون في الجبال الكافور ينظر اليهم الثقلان لا يطرفون تعجبا – اي من حسن منظر اهل الجنة – حت يدخلواالجنة لا يخالطهم احد الا المؤذنون المحتسبون
“Kelak, hari-hari akan dikumpulkan menurut bentuknya. Sedangkan hari-hari Jumat akan dikumpulkan sebagai bungayang cemer-lang bercahaya. Orang-orang ahlul-Jum’ah (yang senantiasa menunaikan shalat Jumat di masjid) berjalan mengitarinya seperti pengantin yang sudah ditunjukkan ke tempat peraduan. Ia berjalan menuju ke tempat itu disinari oleh cahaya terang benderang. Warna mereka tampak keputih-putihan bagaikan salju dan bau mereka seperti misk (parfum, wewangian). Mereka naik ke atas pegunungan kdfur (bukit indah berbau harum semerbak). Manusia danjin melihat ke arah mereka tidak berkedip karena keheran-heranan menyaksikan pemandangan ahlul-Jum’ah yang sangat indah. Demikianlah hingga mereka masuk ke dalam surga. Tak ada yang menyertai mereka kecuali para mu’azzin yang (dalam melaksanakan tugas) semata-mata demi keridaan Allah.”
Yang menunjukkan kemuliaan hari Jumat bagi umat Nabi Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam , bahwa perbedaan peringkat ganjaran pahala ditentukan menurut kedinian seseorang dalam menghadiri shalat Jumat, Makin dini ia datang makin besar pahala yang didapat.
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani