Kemuliaan Shalat Berjamaah ke-2
‘Umar bin Al-Khaththab r.a. juga menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah berkata, “Barangsiapa shalat berjamaah di masjid selama empat puluh malam dan tidak ketinggalan rakaat pertama shalat ‘isya, Allah memastikan baginya (karena shalatnya itu) keselamatan dari neraka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Turmudzi).
Di antara berbagai fadhilah-nya shalat berjamaah, bahwa pahalanya dapat diperoleh orang yang berniat hadir namun tidak keburu (karena terlambat). Karena niatnya itu Allah SWT memberikan ganjaran pahala kepadanya sama dengan yang didapat oleh mereka (yang turut serta dalam shalat berjamaah). Demikian pula hasandt (kebajikan-kebajikan) yang diberikan Allah SWT kepadanya sama dengan kebajikan-kebajikan yang didapat oleh mereka. Itu merupakan penghargaan dari Allah SWT yang rahmat-Nya mengalir terus-menerus tak ada habis-habisnya.
Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam telah menyatakan, “Barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik-baiknya, kemudian ia berangkat (ke masjid) dan ternyata di sana ia menemukan banyak orang (jamaah) usai menunaikan shalat, kepadanya Allah memberikan pahala seperti pahalanya orang yang hadir dalam shalat berjamaah, tidak kurang sedikit pun dari pahala yang mereka dapat.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Al-Hakim).
Dari seorang Anshar, Sa’id Al-Musayyab mendengar, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata, “Orang yang datang ke masjid lalu shalat berjamaah ia terampuni dosa-dosanya. Jika ia tiba di masjid, sedangkan sebagi-an jamaah sudah menunaikan shalat dan sebagian lagi sedang menunaikan shalat berjamaah, kemudian ia bergabung dengan mereka hingga dapat menyelesaikan bagian-bagian shalatnya yang tertinggal, ia juga beroleh ganjaran pahala yang sama. Jika pada waktu ia tiba di masjid dan jamaah sedang menunaikan shalat, kemudian ia (orang yang baru tiba itu) melengkapkan (menyempurnakan) shalatnya pun ia mendapat pahala yang sama.“
Termasuk juga fadhilah shalat berjamaah, ialah bahwa shalat berjamaah itu benar-benar disukai Allah SWT Shalat berjamaah tiga orang lebih afdhal daripada shalat berjamaah dua orang, dan empat orang lebih afdhal daripada tiga orang. Demikianlah seterusnya, makin banyak pesertanya makin membuat shalat itu terkabul dan makin mendekatkan mereka kepada Allah SWT.
Ubaiy bin Ka’ab r.a. menuturkan, bahwa pada suatu hari Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam mengimami kami dalam shalat Subuh. Beliau (usai shalat) bertanya, “Apakah si Fulan hadir?” Para sahabat menjawab, “Tidak.” Beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam lalu berkata:
ان هاتين الصلاتين اثقل الصلوات على المنافقين ولو تعلمون ما فيهما لا تيتموهما ولو حبوا على الركب. وان الصف الأول على مثل صف الملائكة . ولو علمتم ما فضيلته لابتدرتموه . وان الصلاة الرجل مع الرجل ازكى من صلاته وحده وصلاته مع الرجلين ازكى من صلاته مع الرجل . وكل ما كثر احب الى الله عز وجل
“Sungguhlah bahwa dua shalat itu, yakni (shalat dua rakaat, yaitu shalat Subuh) memang merupakan shalat (yang paling berat dirasa-kan) oleh orang-orang munafik. Jika kalian mengetahui apa yang terdapat di dalam shalat dua rakaat itu tentu kalian akan menghadirinya walau dengan berjalan merangkak. Sungguhlah bahwa saf pertama adalah ibarat safnya para malaikat. Sekiranya kalian mengetahui bagaimana fadhilah-nya niscaya kalian akan cepat-cepat menempatinya. Sungguhlah bahwa shalat berjamaah dua orang pria lebihjernih daripada shalat seorang diri. Shalat seorang pria dua orang pria lainnya (yakni berjamaah tiga orang) lebih jernih daripada shalat bersama seorang (yakni berjamaah dua orang). Makin banyak jamaahnya makin disukai Allah Azza wa Jalla.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’I, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani