Fadhilah Shalat ke-9
Beserta Nabi Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam di dalam Surga
Shalat menyediakan dan menjanjikan pengamalnya akan menyertai Nabi Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam di dalam surga. Mengenai itu Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslami menuturkan sebagai berikut, “Saya melayani Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam di siang hari. Di malam hari saya menginap di rumah beliau, dan saya selalu mendengar beliau mengucapkan Subhanallah, Subhanallah, Subhana Rabbi. Demikian terus-menerus hingga saya merasajenuh, mengantuk, dan tertidur. Pada suatu hari beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata kepadaku, ‘Hai Rabi’ah, minta-lah kepadaku, niscaya engkau kuberi.’ Saya menjawab, ‘Ya Rasulullah, berilah waktu kepadaku untuk berpikir.’ Beberapa waktu kemudian saya teringat bahwa dunia ini adalah fana dan akan berakhir. Saya lalu berkata kepada beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam , ‘Ya Rasulullah, saya minta agar Anda berdoa bagi saya supaya Allah menyelamatkan diriku dari neraka dan memasukkan saya ke dalam surga.’ Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam diam sejenak lalu bertanya, ‘Siapa yang menyuruhmu minta itu?’ Saya menyahut, ‘Tidak ada siapa pun yang menyuruhku minta seperti itu, tetapi hanya karena saya mengetahui bahwa dunia ini akan berakhir dan fana. Sedangkan Anda di sisi Allah mempunyai kedudukan sebagaimana yang ada pada Anda itu. Karena itulah saya ingin agar Anda berdoa bagi saya.’ Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menjawab, ‘Itu akan kulakukan, maka bantulah aku dengan banyak-banyak bersujud (kepada Allah).'” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Menurut riwayat Muslim, hadis Rabi’ah bin Ka’ab tersebut seperti berikut, “Di malam hari aku tinggal bersama Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam Saya menyediakan airwudhu bagi beliau dan keperluan-keperluan lainnya. (pada suatu malam) beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata kepadaku, ‘Hai Rabi’ah, mintalah kepadaku!’ Aku menjawab, ‘Aku minta kepada Anda agar aku dapat menyertai Anda di dalam surga.’ Beliau masih bertanya lagi, ‘Atau … selain itu?’ Aku menyahut, ‘Hanya itu.’ Beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam lalu menjawab, ‘Bantulah aku dengan banyak-banyak bersujud (kepada Allah).'” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Abu Fathimah r.a. menuturkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam per-nah berkata kepadanya, “Jika engkau ingin berjumpa denganku (pada Hari Kiamat kelak), banyak-banyaklah bersujud (kepada Allah).” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
Jarir r.a. menuturkan sebagai berikut, “Pada suatu malam aku bersama Nabi Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam Beliau melihat ke arah bulan (menurut riwayat lain malam itu malam bulan purnama), kemudian beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
وانكم سترون ربكم كما ترون هذاالقمر لا تضامون في رؤيته فان استطعتم ان تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها – زاد مسلم – العصر والفجر – فافعلو . ثم قرأ : وسبح بحمد ربك قبل طلوع الشمس وقبل الغروب
“Kalian akan melihat Tuhan kalian seperti kalian melihat bulan itu. Kalian semua akan melihat-Nya. (Untuk itujika dapat hendak-lahjangan sampai kalian terlengah sampai ketinggalan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. (Muslim menambahkan: yakni ‘Ashar dan Subuh). Hendaklah hai itu kalian lakukan.” Beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam lalu menyebut sebuah ayat Alquran, “Hendaknya bertas-bihlah memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Al-‘Allamah Al-Khitabl mengatakan, “Hadis tersebut menunjuk-kan bahwa ru’yat (melihat Allah pada Hari Kiamat kelak) dapat diharap-kan menjadi kenyataan dengan jalan menjaga baik-baik dua shalat tersebut, yaitu Subuh dan Ashar.” Al-Hafidz bin Hajar mengatakan, “Sebagai bukti kebenaran hadis tersebut ialah adanya hadis lain yang diketengahkan oleh Turmudzi, yaitu hadis dari Ibnu ‘Umar r.a. yang menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam, telah menyatakan:
ان ادنى اهل الجنة منزلة لمن ينظر الى جنانه وازواجه ونعيمه وخدمه وسروره مسيرة الف سنه . واكرمهم على الله تعالى من ينظر الى وجهه تعالى غدوة وعشية ثم قرأ: وجوه يومئذ ناضرة . إلى ربها ناظرة
“Penghuni surga yang paling rendah manzilah-nya (peringkatnya) ialah yang (hanya dapat) melihat tanam-taman surgawi, pasangan-pasangannya, kenikmatan-kenikmatannya, pelayan-pelayannya, dan tahta-tahta (singgasana-singgasana) sejauh perjalanan seribu tahun. Adapun yang paling mulia dalam pandangan Allah ialah orang yang melihat wajah-Nya pagi dan petang.” Kemudian beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyebut ayat Alquran, “Wajah orang-orang berimanpada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-Nya mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23).
Hadis tersebut diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Ibnu ‘Abid-Dun-ya secara ringkas. Hanya saja di dalam riwayat itu disebut, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyatakan, “Ahlul-Jannah (penghuni surga) yang paling afdhal manzilah-nya ialah orang yang melihat wajah Allah SWT setiap hari dua kali.”
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani