Fadhilah Shalat ke-6
Shalat mendidik hamba-hamba Allah SWT agar dapat meninggal-kan perangai yangrendah dan tercela. Allah SWT berfirman:
ان الانسان خلق هلوعا اذا مسه الشر جزوعا واذا مسه الخير منوعا الا المصلين الذين هم على صلاتهم دائمون
Sungguhlah manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Bila ditimpa kesusahan ia mengeluh, dan bila mendapat kebaikan ia amat kikir; kecuali orang-orangyang mengamalkan shalat, yaitu mereka yang tetap mengamalkanshalatnya. (QS. Al-Ma’arij: 19-23)
Yakni, manusia itu jika ditimpa kemalangan ia sangat cemas dan gelisah, tetapi bile beroleh kebaikan dari Allah SWT ia menjadi sangat kikir dan menahan-nahan hak Allah SWTyang ada padanya. Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam pernah menegas-kan:
شر ما فى الرجل شح هالع وجبن خالع
“Yang paling buruk ada pada seseorang ialah pelit dan kikir serta penakut dan pengecut.” (Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam Musnad-nya.).
Orang tidak dapat sembuh dari penyakit mental yang rendah dan tercela seperti itu kecuali mereka yang tetap mengamalkan shalatnya pada waktu-waktu yang sudah ditentukan. Shalat yang tetap demikian itu akan mengubah tabiat buruk mereka menjadi tabiat yang baik, bahkan dapat mengembangkannyajauh kepada kesempurnaan dan keutamaan.
Di antara keistimewaan-keistimewaan yang ada pada shalat adalah, bahwa kasih sayang Ilahi bertaburan di atas orang yang shalat. Sebuah hadis mursal yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr, dari Al-Hasan Al-Bashri menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyata-kan:
للمصلى ثلاث خصال يتناثر البر من عنان السماء الى مغرق رأسه وتحف به الملائكة من لدن قدميه الى عنان السماء ويناديه مناد لو يعلم المصلى من يناجى ماانفتل
“Orang yang mengamalkan shalat memperoleh tiga kebajikan. Pertama, kasih sayang bertaburan dari awan di langit ke ubun-ubun kepalanya. Kedua, malaikat mengelilinginya mulai dari tapak kaki-nya sampai ke awan tinggi di langit. Ketiga, malaikat itu memanggil-manggilnya: Seumpama orang yang shalat itu mengetahui siapayang bermunajat (mohon kepada Allah) baginya, niscaya ia tidak akan bergeser.”
Keistimewaan lainnya yang ada pada shalat yaitu bahwa malaikat ber-salawat (yakni berdoa) bagi orang yang mengamalkannya selagi ia di dalam shalat. Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
ان احدكم في صلاة مادامت الصلاة تحبسه والملائكة تقول : اللهم اغفرله اللهم ارحمه مالم يقم من مصلاه او يحدث
“Pada saat seorang di antara kalian berada di dalam shalat dan ia ditahan oleh shalatnya (terpaku tekun dalam shalatnya), malaikat berdoa: Ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, kasihanilah dia selagi ia belum meninggalkan mushalanya atau belum batal wudhunya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
- Shalat adalah nur (cahaya) bagi orang beriman di dunia dan akhirat. Mengenai itu Abu Malik Al-Asy’ari r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
الطهور شطر الإمان وسبحان الله والحمد تملآن – او تملأ ما بين السماء والأرض والصلاة نور
“Sesuci (menghilangkan hadas besar dan kecil) adalah separuh dari iman, dan (ucapan) Subhanalah wal-hamdu lillah, memenuhi (ruang) antara langit dan bumi; sedangkan shalat adalah nur (sinar cahaya).” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Yaitu sinar cahaya bagi orang yang shalat di dalam hatinya, akal pikirannya dan wajahnya; sebagaimana firman Allah, Sirnahumfi wujuhihim min atsaris-sujud (Tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereka dari bekas sujud). (QS. Al-Fath: 29).
Sebuah hadits marfu’ dituturkan oleh ‘Ubadah bin Ash-Shamit, “Jika seorang hamba Allah menjaga baik-baik shalatnya setelah berwudhu (dengan baik); maka ruku’nya, sujudnya dan bacaannya dalam shalat menya-hut: Allah menjaga Anda seperti Anda menjagaku (menghafalku). Ke-mudian itu dinaikkan ke langit (dalam keadaan) bercaya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Cahaya itu akan menerangi orang Mukmin terkait di padang mah-syar, di atas shirath dan di semua barzakh akhirat. Ibnu ‘Umar r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam menyebut shalat kemudian berkata:
من حافظ عليها كانت له نورا وبرهانا ونجاة يوم القيامة
“Barangsiapa yang menjaga baik-baik shalatnya, shalatnya itu akan menjadi sinar cahaya, petunjuk dan keselamatan pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban).
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani