Fadhilah Menjawab Azan bagian 3
Abu Darda’ r.a. juga menuturkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam bila mendengar mu’azzin berazan beliau selalu berdoa:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة صل على محمد واعطه سؤله يوم القيامة وكان يسمعها من حوله ويحب أن يقولوا مثل ذلك إذا سمعوا المؤذن قال: ومن قال مثل ذلك إذا سمع المؤذن وجبت له شفاعة محمد صلى الله عليه وسلم يوم القيامة
“Ya Allah, Tuhannya panggilan yang sempurna itu dan Tuhan yang memerintahkan ditegakkannya salat, karuniakanlah shalawat kepada Muhammad dan kabulkanlah permintaannya pada Hari Kiamat.” Beliau memperdengarkan ucapannya itu kepada orang-orang sekitar karena beliau ingin agar mereka juga mengucapkan doa seperti itu bila mendengar orang sedang berazan. Kemudian beliau Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam melanjutkan, “Barangsiapa yang berucap seperti itu pada saat mendengar mu’azzin selesai berazan, ia berhak atas syafaat Muhammad pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam al-Kabir dan AI-Ausath).
Hadits yang lainnya lagi menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam setiap mendengar azan, beliau berdoa:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة صل على عبدك ورسولك واجعلنا فى شفاعته يوم القيامة
“Ya Allah Tuhannya panggilan yang sempurna itu dan Tuhan yang memerintahkan salat ditegakkan, karuniakanlah shalawat kepada hamba-Mu dan Rasul-Mu (pribadi beliau sendiri) dan jadikanlah kita (umat Muhammad Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam) berada di dalam syafaatnya pada Hari Kiamat.”
Beliau mengatakan juga, “Barangsiapa yang mengucapkan itu pada waktu mendengar azan, Allah akan membuatnya berada di dalam syafa-atku pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Kabir dan Al-Ausath).
Ada pula riwayat lain yang menuturkan, “Barangsiapa mendengar azan lalu ia berucap, “Asyhadu an Ia ilaha ilallah wahdahu la syarika lahu, wa anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu.Allahummashalli ‘ala Muhammad wa balligh-hu darajatal-wasilah ‘indaka waj’alna fi syafa’atihi yaumal-qiyamah, wajabat lahusy-syafa’ah.” (Ya Allah, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Maha Esa, tiada sekutu apa pun bagi-Nya, dan [aku pun] bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan sampaikan-lah beliau pada derajat wasilah di sisi-Mu, dan jadikanlah kita berada di dalam syafaatnya pada Hari Kiamat). Orang yang berdoa seperti itu pada saat mendengar azan, ia berhak beroleh syafaat. (Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al-Kabir).
Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam juga telah memberi kabar gembira kepada umatnya, bahwa siapa yang menjawab suara mu’azzin doanya mustajab (ter-kabul). Mengenai itu Jabir bin Abdullah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaiihi waAlihi wa shohbihi wa salam berkata:
من قال حين ينادى منادي : اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة النافعة صل على محمد وارض عني رضا لا سخط بعده .إستجاب الله له دعوته
“Barangsiapa yang pada saat mendengar suara mu’azzin memang-gil (berazan) lalu mengucapkan doa: Ya Allah, Tuhannya panggilan yang sempurna itu dan Tuhan yang memerintahkan salat ber-manfaat, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad serta ridai-lah aku, keridaan yang tidak disusul lagi oleh murka-Mu …. (Orang yang mengucapkan doa seperti itu), maka Allah berkenan mengabulkan doanya.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani di dalam Al-Ausath. Di antara para perawinya terdapat Ibnu Luhai’ah).
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani