Kemuliaan Wudhu dan Fadhilahnya
Di antara berbagai kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada umat ini ialah pahala besar dan fadhilah yang baik, dua-duanya terkandung di dalam wudhu. Beberapa di antaranya adalah:
Wudhu menyucikan manusia dari kesalahan dan dosa serta member-sihkan juga beberapa anggota badan satu demi satu. Setiap anggota badan yang dibasuh hapuslah kesalahan-kesalahan dan dosa yang telah dilakukan olehnya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
من توضأ واحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى من تحت أظفاره
“Barangsiapa yang berwudhu dengan sebaik-baiknya keluarlah (hapuslah) dosa kesalahannya (yang dilakukan) dari jasadnya, bahkan keluar (hapus) juga kotoran dosa dari bawah kuku-kiikunya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
وإذا توضأ العبد المسلم او المؤمن فغسل وجهه خرج من وجهه كل خطيئة نظر اليها بعينه مع الماء او مع آخر قطرالماء . فاذا غسل يديه خرج من يديه كل خطيئة كان بطشتها يداه مع الماء او مع آخر قطر الماء . فإذا غسل رجليه خرجت كل خطيئة مشتها رجلاه مع الماء او مع آخر قطر الماء حتى يخرج نقيا من الذنوب
“Jika seorang Muslim atau Mukmin berwudhu dan membasuh wa-jahnya maka keluarlah dari wajahnya itu semua dosa kesalahan yang dilihat dengan matanya; keluar (hapus, jatuh) bersama air (wudhu yang digunakannya) atau keluar (jatuh, hapus) bersama tetesan air yang terakhir. Jika ia membasuh dua tangannya maka hapuslah dari dua tangannya itu semua dosa kesalahan yang diperbuat dengan tangannya itu, hapus bersama air yang digunakannya atau hapus bersama tetesannya yang terakhir. Jika ia membasuh dua belah kakinya maka hapuslah dosa kesalahan yang dijalani dengan dua kakinya itu, atau hapus bersama tetesan air yang terakhir. Dengan demikian ia setelah berwudhu akan menjadi orang yang suci bersih dari berbagai dosa.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Amr bin Absah r.a. menuturkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
ما منكم رجل يقرب وضوءه فيمضمض ويستنشق فينتشر الا رجت خطايا وجهه وفيه وخياشيمه ثم اذا غسل وجهه كما امر الله الا جرت خطايا وجهه من اطرا ف لحيته مع الماء . ثم يغسل يديه الى المرفاقين الا جرت خطايا يديه من انامله مع الماء ثم يمسح رأسه الا جرت خطايا رأسه من اطراف شعره مع الماء ثم يغسل قدميه الى الكعبين الا جرت خطايا رجليه من انامله مع الماء , فان هو قام فصلى فحمد الله واثنى عليه ومجده بالذي هو اهل وفرغ قلبه لله الا انصرف من خطيئته كيوم ولدته امه
“Setiap orang dari kalian yang mendekati wudhunya (berwudhu) lalu ia berkumur dan ber-istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dan menyemprotkannya keluar) kemudian air itu menyembur keluar maka hilanglah dosa kesalahan dari wajahnya, dari mu-lutnya, dan dari dalam hidungnya. Lalu bila ia membasuh mukanya sebagaimana diperintahkan Allah maka hilanglah dosa kesalahan dari mukanya bersama air yang jatuh dari janggutnya. Kemudian jika ia membasuh kedua tangannya hingga ke siku maka hapuslah dosa kesalahannya dari jari-jarinya bersama air. Jika ia mengusap kepalanya (dengan air) maka hilanglah dosa kesalahan kepalanya bersama air dari ujung-ujung rambutnya. Kemudian bila ia mencuci dua tapak kakinya hingga ke matakaki maka hapuslah dosa kesalahan dua kakinya bersama air melalui jari-jari kakinva. Lantas apabila ia lalu berdiri dan bersembahyang (salat), lalu memanjatkan puji syukur kepada Allah dan mengagungkan-Nya sebagaimana yang telah menjadi hak-Nya serta menghadapkan seluruh pikiran dan perasaannya (hatinya) kepada Allah; ia akan bersih sama sekali dari dosa-dosa dan kesalahannya. (Demikian bersihnya) seperti baru dilahirkan oleh ibunya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Selain tersebut di atas, berwudhu pada saat menghadapi hal-ihwal yang tidak disukai oleh agama (makdrih) dapat mengangkat derajat. Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pernah bertanya kepada para sahabat, “Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa (kesalahan) dan mengangkat derajat se-seorang?” Para sahabat menjawab, “Benar, mau ya Rasulullah!” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu mengatakan:
اسباغ الوضوء مع المكاره وكثرة الخطا الى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلاة فذالكم الرباط فذالكم الرباط
“Berwudhu yang sempurna (saat menghadapi) hal-ihwal yang tidak disukai agama. Banyak langkah berjalan menuju masjid, dan me-nantikan salat (berikutnya) sesudah salat. Ketahuilah itu adalah ribath (kaitan satu sama lain).” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Ucapan syahadat sesudah wudhu merupakan sarana memasuki surga. Umar bin Al-Khaththab r.a. menuturkan bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menegaskan:
من توضأ فاحسن وضوءه ثم قال اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله . اللهم اجعلنى من التوابين واجعلني من المتطهرين . فتحت له ابواب الجنة الثمانية يدخلها من ايها شاء
“Barangsiapa berwudhu dengan baik, kemudian mengucapkan: Asyhadu an la ildha ilalldh wahdahu la syarika lahu wa anna Muham-madan dbduhu wa rasuluhu. Alldhummaj- ‘alni minat-tawwdbin waj- alni minal-mutatliahhirln, baginya dibukakan delapan pintu surga dan ia dapat memasukinya dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Muslim dan Turmudzi. Namun Turmudzi tidak menyebut: Allahummaj-alni… dst.).
Sumber : Terj. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani