Abdullah bin ‘Amr r.a. menuturkan seperti berikut, “Ketika aku sedang berada di rumah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, terbitlah matahari.” Beliau kemudian berkata, “Pada Hari Kiamat akan muncul suatu kaum (kelompok manusia) yang bersinar-sinar seperti sinar matahari.” Abu Bakar r.a. (yang ketika itu juga berada di rumah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam) bertanya, “Mereka itu kami, ya Rasulullah?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Bukan. Kalian beroleh kebajikan banyak sekali. Mereka adalah kaum fakir miskin di kalangan kaum Muhajirin yang dikumpulkan dari berbagai penjuru bumi.” (Al-Hadits).
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menjelaskan apa sebenarnya yang disebut kekayaan dan kemiskinan. Kepada Abu Dzar r.a. beliau bertanya, “Hai Abu Dzar, apakah banyaknya harta itu kekayaan?” Aku (Abu Dzar) menjawab, “Benar, ya Rasulullah.” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam masih bertanya, “Apakah harta yang sedikit itu kemiskinan?” Abu Dzar menjawab, “Benar, ya Rasulullah!” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menegaskan, “Kekayaan adalah kekayaan hati, dan kemiskinan adalah kemiskinan hati.” (Al-Hadits).
Fadhdhalah bin ‘Ubaid r.a. menuturkan, bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sedang mengimami salat jamaah, ada beberapa orang yang jatuh terkulai (karena kelaparan) akibat kemelaratannya. Mereka adalah ash habush-shuffah (orang-orang yang bertempat tinggal dekat Masjid NabawI), hingga ada beberapa orang pegunungan (al-A’rab) berkata, “Mereka itu orang-orang gila (kerasukan jin).” Usai salat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menghampiri mereka (ahluh-shuffah), kemudian berkata, “Jika kalian mengetahui apa yang kalian peroleh dari sisi Allah, tentu kalian lebih suka bertambah susah dan kekurangan.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ibnu Hibban).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani