Kemuliaan lainnya yang dilimpahkan Allah kepada umat ini (umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam) ialah fadhilah-nya. menangis karena takut kepada Allah SWT Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memberitahu, bahwa orang yang menangis karena takut kepada Allah, ia termasuk di dalam tujuh kelompok orang yang pada Hari Kiamat kelak akan dinaungi Allah SWT di dalam naungan-Nya, pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Ibnu ‘Abbas r.a. menuturkan:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : عَيْنَانِ لاَ تَمُسُّهُمَا النَّارُ : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ.
“Aku mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata, ‘Ada dua mata yang dua-duanya tidak akan disentuh api neraka, (yaitu): Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata terjaga (mengamati gerak-gerik musuh dalam peperangan) dijalan Allah.'” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).
Abu hurairah ra menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata :
لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ وَلاَ يَجْتَمِعُ عُبَارٌ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ.
“Tidak akan masuk neraka orangyang menangis karena takut kepada Allah sampai air susu kembali ke dalam tetek (yakni terus-menerus menangis), dan ddak akan berkumpul (bercampur menjadi satu) debu dalam peperangan dijalan Allah dengan asap neraka Jahannam.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi, An-Nasa’i, dan Al-Hakim).
Yang dimaksud dengan “debu dalam peperangan dijalan Allah tidak akan bercampur dengan asap neraka Jahannam” ialah, bahwa orang turut serta dan gigih berperang melawan musuh, ia tidak akan “mencium” asap api neraka untuk selama-lamanya.
Setelah turun ayat 59-60 Surah An-Najm:
أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيْثِ تَعْجَبُوْنَ وَتَضْحَكُوْنَ وَلاَ تَبْكُوْنَ.
Apakah kalian merasa heran terhadap pemberitaan ini? (tentang Hari Kiamat), bahkan kalian menertawakan dan tidak menangis?;
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani