Imam ‘Ali bin Abi Thalib r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
“Barangsiapa membaca Al Qur’an dan menguasainya (benar-benar memahami maknanya), kemudian ia menghalalkan yang dihalalkan Al Qur’an dan mengharamkan yang diharamkannya, kelak Al Qur’an akan memasukkannya ke dalam surga dan mengizinkan ia memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya (semuanya) yang telah diharuskan masuk neraka.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).
Sebuah hadis menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyatakan:
“Orang yang dikarunai Allah (kesanggupan) menghafal Kitab Suci-Nya, lalu ia menduga ada orang lain yang dikaruniai Allah sesuatu lebih afdhal daripada yang dikaruniakan kepadanya, ia salah.” Dalam riwayat lain disebut,”… ia mengecilkan nikmat yang terbesar.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaql dan Bukhari).
Sebuah hadits marfu’ di dalam Musnadul-Firdaus, Imam r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
“Para pembawa Al Qur’an akan berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya, bersama para Nabi dan orang-orang suci pilihan-Nya.” (Al-Hadits).
Penulis kitab Syarhul-Maniyyah mengatakan di dalam kitabnya, bahwa menghafal surah-surah atau ayat-ayat Al Qur’an yang patut dibaca di dalam salat-salat fardhu adalah fardhu ‘ain bagi setiap mukallaf ‘(orang yang telah mencapai usia akil-balig). Sedangkan menghafal Surah Al-Fatihah (Fatihatul-Kitab) dan suatu surah Al Qur’an adalah wajib. Menghafal semua isi Al Qur’an adalah fardhu kifayah dan sunnatu ‘ain (disun-nahkan bagi setiap Muslim) adalah lebih afdhal daripada salat nafilah (salat sunnah).
Khalifah ‘Umar bin Al-Khaththab r.a. di dalam suratnya kepada Abu Musa Al-Asy’ari di Bashrah memerintahkan agar ia (selaku penguasa daerah setempat) berusaha mencukupi kebutuhan hidup para penghafal Al Qur’an.
Ahlul-Qur’an, yaitu orang yang mengajarkan dan belajar Al Qur’an, adalah orang yang terbaik. ‘Utsman bin ‘Affan r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah berkata:
“Di antara kalian yang terbaik adalah orang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” Dalam riwayat lain disebut, “Orangyang paling afdhal di antara kalian ialah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata:
“Hendaklah kalian belajar Al Qur’an kemudian bacalah. Al Qur’an bagi orang yang mempelajarinya lalu membacanya di malam hari adalah ibarat sebuah kantung kulit berisi misk (minyak wangi), baunya menyebar ke mana-mana. Adapun bagi orang yang mempelajarinya dan ia tidur lelap di tengah malam, Al Qur’an itu ibarat sebuah kantung kulit tempat menyimpan misk, namun kemudian ditutup rapat-rapat (diikat).” (Diriwayatkan oleh Turmudzi dan lain-lain).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani