- Membaca Al Qur’an membersihkan hati.
Ibnu ‘Umar r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata:
“Sesungguhnya hati itu dapat berkarat seperti besi jika terkena air (lembab).” Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah pembersihnya (penangkalnya)?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Sering mengingat mati dan sering membaca Al Qur’an.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Sya’bul-Iman).
- Orang yang mencintai Al Qur’an ia dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Ibnu Mas’ud menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
من أحبّ أن يحبّه الله ورسوله فلينظر , فإن كان يحبّ القران فهو يحبّ الله ورسول الله
“Barangsiapa ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya hendaklah ia melihat (diri sendiri), kalau ia merasa mencintai Al Qur’an itu berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” (Diriwayatkan oleh Thabrani).
- Al Qur’an adalah Kitab Suci Allah yang penuh hikmah.
Imam ‘Ali bin Abi Thalib r.a. menuturkan sebagai berikut:
“Aku mendengar sendiri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata, ketahuilah kelak akan terjadi fitnah (malapetaka).’ Aku bertanya, ‘Lalu apakah jalan keluarnya, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Di dalam Kitabullah Ta’ala terdapat berita tentang orang-orang (umat) sebelum kalian dan berita tentang (umat) sesudah kalian, dan terdapat (juga ketentuan) hukum (yang berlaku) di antara sesama kalian. Ia (Al Qur’an) memisahkan yang benar dan yang batil, bukan senda gurau. Orang yang meninggalkannya karena congkak ia akan dihancurkan Allah Ta’ala. Siapa yang ingin mendapat petunjuk dari selain Al Qur’an, Allah akan menyesatkannya. Al Qur’an adalah tali Allah yang amat kokoh, ia merupakan Kitabullah yang penuh hikmah dan adalah jalan yang lurus. Dengan Al Qur’an selera hati tak akan menyeleweng dan lidah pun terang dan jelas (yakni pembicaraan tidak samar membingungkan). Al Qur’an tidak menciptakan banyak sanggahan dan keajaiban-keajaibannya pun tak kunjung habis. Al Qur’an itulah yang bila ada jin mendengarkannya, belum selesai mendengarkan mereka cepat-cepat berkata, ‘Sungguhlah kami telah mendengarkan Al Qur’an yang sangat menakjubkan. Ia memberi petunjuk ke jalan yang benar. (Karenanya) lalu kami mengimaninya. Barangsiapa berbicara dengan (berdasarkan) Al Qur’an ia benar (tidak berdusta), siapa yang mengamalkannya ia diberi ganjaran pahala, siapa yang menetapkan hukum berdasarkan Al Qur’an ia adalah adil dan siapa yang mengajak kembali kepada Al Qur’an ia beroleh petunjuk ke jalan yang lurus.'” (Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ad-Darimi).
- Menekuni bacaan Al Qur’an dan selalu mengulang dari surah pertama setiap khatam membacanya dan terus-menerus berkesinambungan, itu merupakan amal ibadah yang amat disukai Allah Ta’ala.
Mengenai itu Turmudzi mengetengahkan sebuah hadits dari Ibnu ‘Abbas r.a. yang menuturkan ada orang bertanya:
“Ya Rasulullah, amalan apakah yang sangat disukai Allah?” Beliau menjawab, “Bila sudah berhenti teruslah jalan.” Orang itu masih bertanya, “Apakah (yang dimaksud) bila sudah berhenti teruslah jalan?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Orang yang membaca Al Qur’an dari awal hingga akhirnya dan bila telah tamat satu kali teruslah baca lagi yang lain.”
Untuk lebih jelasnya ialah, orang yang membaca Al Qur’an bila telah khatam (tamat) cepatlah pindah membaca bagian atau juz lainnya. Oleh karena itu lebih baik bila telah khatam membaca Al Qur’an hendaknya diteruskan dengan membaca lagi mulai dari Surah Al-Fatihah dan beberapa ayat permulaan Surah Al-Baqarah sampai pada kalimat wa ulaa-ika humul-muflihun … dan seterusnya.
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani