- Ahlul-Qur’an adalah ahlullah Ta’ala.
Anas r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan:
إنّ لله أهلين من النّاس قالوا : من يا رسول الله ؟ قال : أهل القران هم أهل الله وخاصّته
“Allah mempunyai ahlin (hamba-hamba-Nya yang dekat kepada-Nya) dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab, “Ahlul-qur’an, mereka itu ahlullah, dan hamba-hamba khusus-Nya.”
- Al Qur’an adalah ma’dabah (jamuan makan) Allah SWT, dan barangsiapa yang menghadirinya ia tentu aman. Ibnu Mas’ud r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam memerintahkan:
“Hendaklah kalian (selalu) membaca Alquran, sebab Allah tidak akan menyiksa hati manusia yang mewadahi (berisi) Alquran. Sungguhlah bahwa Alqur’an itu adalah jamuan makan Allah, siapa yang masuk ke dalamnya (menghadirinya) ia aman, dan siapa yang mencintai Alqur’an hendaklah ia bergembira.” (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi).
Ibnu Mas’ud r.a. juga menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shaalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menegaskan:
“Sesungguhnya Alqur’an itu adalah jamuan makan Allah. Datangilah jamuan makan Allah itu sedapat mungkin. Sungguhlah bahwa Alquran itu adalah tali Allah, cahaya terang benderang, obat bermanfaat, pelindung bagi orang yang berpegang padanya dan keselamatan bagi orang yang mengikutinya. (Alquran) tidak akan menyeleweng hingga perlu dipersalahkan, tidak akan bengkok hingga perlu diluruskan, keajaiban-keajaibannya tiada habis-habisnya, dan tidak menciptakan banyak sanggahan. Alquran hendaklah kalian membacanya. Sungguhlah Allah memberi imbalan pahala kepada kalian atas setiap huruf yang dibaca sepuluh kebajikan (hasanat). Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aliflam mim itu satu huruf, melainkan alif’itu satu huruf, lam satu huruf, dan mim pun satu huruf.” (Diriwayatkan oleh AI-Hakim dan oleh Ad-Darimi).
- Rumah yang di dalamnya Alquran dibaca, dihadiri oleh para malaikat dan melonggarkan (penghidupan) penghuninya. Imam Muhammad bin Nashr Al-Muruzi mengetengahkan hadits marfu” yang dituturkan oleh Anas bin Malik r.a., “Rumah yang di dalamnya Alquran dibaca, rumah itu dihadiri oleh para malaikat, sedangkan setan-setan pada ngacir menjauhkan diri. Penghuni rumah itu beroleh kelonggaran, banyak kebaikannya dan sedikit keburukannya. Sedangkan rumah yang di dalamnya tidak pernah Alquran dibaca, rumah itu dihadiri oleh setan-setan, para malaikat pergi menjauhkan diri, penghuninya akan beroleh kesempitan, sedikit kebaikannya dan banyak keburukannya.”
Hadits semakna yang dari Abu Hurairah r.a. dan yang diketengahkan oleh Ibnu Sirin adalah hadits mauquf. Hadits Abu Hurairah diketengahkan oleh Ad-Darimi.
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani