- Doa yang dipanjatkan orang kepada Allah SWT setelah khatam membaca Al Qur’an adalah mustajab (terkabul)
AtThabrani mengetengahkan sebuah hadits marfu’ yang menyebutkan:
“Barangsiapa khatam membaca Al Qur’an doanya mustajab.”
Di dalam Asy-Sya’ab sebuah hadits marfu yang dituturkan oleh Anas r.a. menyebutkan:
“Barangsiapa yang telah membaca Al Qur’an lalu bersyukur kepada Allah dan bersalawat kepada Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam serta beristighfar kepada Allah; berarti ia sudah minta kebaikan tepat pada tempatnya.”
- Pertolongan yang diberikan Al Qur’an kepada orang yang mengamalkannya dan pembuktian-pembuktian Al Qur’an mengenai orang yang membantah kebenarannya
Mengenai itu ‘Abdullah bin ‘Amr r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyatakan sebagai berikut:
Pada Hari Kiamat kelak orang akan dihadapkan kepada Al Qur’an. Orang itu ketika hidup di dunia sama sekali tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang diwajibkan oleh Al Qur’an, melanggar hukum-hukumnya, berbuat menyalahi perintah-perintahnya dan melakukan berbagai maksiat dan kedurhakaan. Kepada Allah Al Qur’an mengadu, “Ya Rabb, Engkau telah membebankan ayat-ayatku kepada orang itu. Ia memperlakukan diriku sangat buruk, ia melanggar ketentuan-ketentuan hukumku, sama sekali tidak mengindahkan kewajiban-kewajiban yang kutetapkan, ia tidak taat sama sekali kepadaku dan berbuat berbagai maksiat dan kedurhakaan, bahkan ia selalu dengan berbagai dalih mengingkariku.” Pengaduan Al Qur’an itu dijawab, “Aku mengerti maksudmu.” Orang itu lalu dipegang tangannya dan tidak dilepaskan sebelum mukanya dibenamkan ke dalam api neraka. Kemudian kepada Al-quran didatangkan seorang yang menjaga baik-baik ketentuan-ketentuan hukuk-nya. (yakni hukum-hukum Al Qur’an), mengamalkan kewajiban-kewajibannya dengan taat, menghindari semua perbuatan durhaka hingga menjadi musuh orang-orang lain yang tidak patuh seperti dia. Al Qur’an lalu berkata, “Ya Rabb, Engkau membebankan ayat-ayatku ke pundak orang yang terbaik. Ia patuh menjaga ketentuan-ketentuan hukumku, mengamalkan kewajiban-kewajiban yang kutetapkan, taat mengikuti tuntunanku dan menghindari berbagai maksiat laranganku; bahkan selalu ber-hujjah untuk membela dan memenangkanku.” Apa yang disampaikan oleh Al Qur’an itu dijawab, “Aku mengerti maksudmu.” Orang itu lalu dipegang tangannya dan digandeng, lalu dipakaikan kepadanya busana terbuat dari sutera bertaburan emas berlian. Di atas kepalanya dikenakan sebuah mahkota kerajaan, kemudian ia diberi minum dengan piala kebesaran.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Ibnu Abl Syaibah, dan Ibnudh-Dhurais di dalam Muntakhabul-Kan).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani