- Mengenai fadhilah-nya bersalam-salaman. Sebuah hadits menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pernah menegaskan:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُتَحَابِّيْنَ فِي اللهِ –وَفِي رِوَايَةٍ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ وَيُصَلِّيَانِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلاَّ لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُمَا ذُنُوْبَهُمَا مَا تَقَدَّمَ مِنْهَا وَمَا تَأَخَّرَ.
“Setiap dua orang hamba Allah yang saling mencinta demi karena Allah”—menurut sementara riwayat disebut: “Setiap dua orang sesama Muslim yang bertemu, lalu saling bersalaman (berjabat tangan), kemudian dua-duanya bersalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, maka selagi mereka itu belum berpisah, masing-masing diampuni sebagian dosanya yang terdahulu dan yang belakangan.” (Diketengahkan oleh Ibnu Hibban, Imam Ahmad, Al-Bazzar, dan Abu Ya’la dengan susunan kalimat yang berbeda-beda).
- Fadhilah-nya ucapan Alhamdulillah usai makan. Sebuah hadits menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam berkata:
مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ.
“Barangsiapa yang sesudah makan lalu berucap: Alhamdulillah yang telah memberiku makan denga nmakanan ini dan yang memberiku rezeki tanpa daya dan kekuatan apa pun dari diriku, ia terampuni sebagian dari dosanya yang terdahulu dan yang belakangan.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Turmudzi yang memandangnya sebagai hadits hasan, tetapi gharib (tak dikenal).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani