- Salat di belakang maqam Ibrahim. Al-Qadhl Ayyadh di dalam kitab Asy-Syifa’ menyebutkan, “Orang yang shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim diampuni sebagian dari dosanya yang terdahulu dan yang belakangan, dan pada Hari Kiamat ia akan dikumpulkan bersama orang-orang yang selamat.” (Diriwayatkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Khiishal).
- Dua hadits yang menyatakan, bahwa membaca Surah Al-Hasyr dan orang yang mengajarkan Alquran (juga beroleh ampunan atas dosanya yang terdahulu dan yang belakangan); mengenai kepastian benarnya dua hadits tersebut terjadi perselisihan besar di kalangan para muhadditsin (para ahli ilmu hadits).
- Fadhilah tasbih, tahlil, dan takbir. Sebuah hadits menyatakan, “Bertasbih seratus kali, bertakbir seratus kali, dan bertahmid seratus kali; orangyang mengamalkannya terampuni sebagian dari dosanya yangterdahulu dan yang belakangan.” (Ibnu Hajar mengatakan, bahwa Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Imam Ahmad dan An-Nasal dengan sunan kalimat yang berbeda).
- “Barangsiapa yang menuntun orang buta berjalan empat puluh langkah, ia terampuni sebagian dari dosanya yang terdahulu dan yang belakangan.” (Hadits ini oleh Ibnu Hajar dinilai sebagai hadits gharib (tidak terkenal). Demikian juga Ibnu Mundah. Sedangkan Imam Ahmad, Ibnu Mu’ain dan Abu Dawud, mereka menilainya sebagai hadits yang para perawinya dapat dipercaya.
- Berusaha mencukupi kebutuhan seorang Muslim. Sebuah hadits menuturkan, “Barangsiapa berusaha mencukupi kebutuhan saudaranya sesama Muslim, berhasil atau tidak berhasil, ia diampuni sebagian dosanya yang terdahulu dan yang belakangan. Baginya disuratkan dua keselamatan: Keselamatan dari api neraka dan keselamatan dari kemunafikan.” (Hadits tersebut dapat dipandang baik (shalih-i’tibar).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani